Blog Majalah Pearl
Sambil meminum secangkir teh,
selamat membaca artikel-artikel kami!
Undangan Pesta dari Sang Raja
Pada suatu hari berjalanlah seorang pemuda lalu masuklah Ia ke suatu tempat untuk mengajarkan kebenaran. Banyak orang berkumpul untuk mendengarkannya. Ada orang yang ingin belajar, ada orang yang hanya ingin menguji Sang Pengajar. Ada pula orang-orang tua berpengalaman yang ikut hadir disana. Pengajaran pemuda itu menarik sekali. Ia bahkan sering menggunakan perumpamaan, dan semua orang diperbolehkan untuk bertanya langsung kepada Sang Pengajar.
Para Penggarap Kebun
Perumpamaan Penggarap Kebun Anggur sejatinya ditujukan Yesus bagi orang-orang Farisi, para ahli Taurat dan tua-tua Israel masa itu. Israel, yang notabene umat pilihan-Nya, telah dikhususkan oleh Allah untuk menggarap sebuah rencana illahi. Namun, merekalah yang justru menolak nabi-nabi utusan-Nya, dan bahkan saat Anak-Nya sendiri diutus untuk menggenapi rencana ilahi tersebut, mereka malah menyalibkan-Nya. Mereka digambarkan seperti para penggarap kebun yang menolak hamba-hamba utusan tuan tanah.
Menjadi Domba yang Dengar-dengaran pada Sang Gembala
Pernah dengar perumpamaan domba yang hilang? Pasti sudah sering sekali ya, bahkan sudah hafal ceritanya. Setidaknya kita mendengar atau membacanya satu kali—entah itu saat masih menjadi anak sekolah Minggu, maupun dari khotbah di kebaktian. Dari situ kita tahu bahwa “domba” itu adalah manusia yang tersesat dalam dosa, dan “gembala yang baik” adalah Tuhan sendiri.
Serupa tapi Tak Sama
"Awas uang palsu!" demikian tertera tulisan besar di etalase toko pulsa langganan saya. Persis di sebelah tulisan tersebut, dipajanglah uang kertas palsu yang mirip sekali dengan uang asli. Saya sulit membedakannya. Kasihan juga karena si penjual pulsa itu tertipu oleh uang palsu yang berhasil mengecohnya.
Perumpamaan Biji Sesawi
Kalau perumpamaan tentang penabur menitikberatkan pada tanah tempat benih ditanam, maka fokus perumpamaan biji sesawi adalah tentang benih yang ditanam. Apa yang bisa kita pelajari dari perumpamaan biji sesawi?
Perumpamaan Seorang Penabur
Menikmati waktu bersama keluarga dan #dirumahaja dulu merupakan normal baru yang hari-hari ini kita lakukan sejak pandemi Covid-19 terjadi. Pembatasan fisik dan sosial pun menjadi bentuk kedisiplinan yang dituntut dari kita sebagai pribadi yang mengasihi Allah melalui cara hidup yang patuh kepada pemerintah atau otoritas yang saat ini memimpin. Namun, jujur saja, kekhawatiran itu tetap hadir dan dirasakan, bukan hanya oleh anak Tuhan, namun hampir semua orang di seluruh dunia yang sadar dengan lingkungannya. Berangkat dari situasi tersebut, saya ingin mengajak para pembaca untuk melakukan tes kondisi hati, dan semoga artikel ini menolong kita tetap merawat tanah hati kita, menjaganya tetap subur dan tidak kehilangan tujuan untuk berbuah.
Nyata Tapi Tak Terlihat
Bulan ini kita merayakan kenaikan Yesus ke Sorga, suatu peristiwa dalam sejarah Kekristenan yang menyatakan bahwa Yesus berasal dari Sorga dan bahwa Dia sendiri adalah Allah. Tapi, bukan hanya peristiwa itu yang kita rayakan bulan Mei ini. Peristiwa lain yang tidak kalah luar biasa adalah turunnya Pribadi lain yang menggantikan posisi Yesus, sepuluh hari setelah kenaikan Yesus. Pribadi itu hadir dan bekerja bahkan hingga saat ini. Siapakah Dia? Ya, ROH KUDUS. Pribadi ini tak terlihat. Alkitab hanya mencatat wujud Roh Kudus terlihat sekali dalam bentuk lidah api yang turun ke atas kepala murid-murid saat sedang berkumpul dan berdoa.
Kenaikan-Nya Adalah Pengharapan
Selama saya jadi orang Kristen, peringatan kenaikan Tuhan Yesus ke surga biasanya kalah pamor dengan kematian dan kebangkitan-Nya, apalagi dibanding kelahiran-Nya. Padahal peristiwa ini sangat penting – saya tidak melebih-lebihkan.
Being A Disciple Maker
Ketika ada seorang yang kita kasihi bangkit dari kematian dan memberikan pesan terakhir kepada kita, kita akan menganggapnya penting bukan? Bangkit dari kematian sendiri sudah merupakan hal yang supernatural, sebuah mujizat. Terlebih lagi ketika yang bangkit dari kematian tersebut memberikan mandat atau perintah terakhir untuk kita lakukan. Sebelum perpisahan, kita pada umumnya hanya menitipkan pesan yang sangat penting. Demikianlah halnya yang terjadi ketika Yesus bangkit dari kematian dan sebelum naik ke Sorga, ia memberikan mandat bagi para murid. Sebuah perintah yang terpenting bagi Tuhan Yesus untuk kita lakukan.
Yesus Menampakkan Diri di Jalan ke Emaus
Mendapati diri tidak memperoleh apa yang diharapkan seringkali menjadi pukulan berat dan menyakitkan. Hal ini bukan sesuatu yang baru dalam kehidupan, sebab manusia jaman dulu juga sudah mengalami hal tersebut. Sampai hari ini pun banyak anak Tuhan yang mengalaminya. Banyak orang yang berharap lalu kecewa dan memutuskan berhenti berharap.
Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya dan Tomas
Surat dari kami, murid-murid-Nya...
Air yang menjadi anggur telah menjadi saksi bisu. Kebersamaan kita di Kana... Lima roti dan dua ikan yang menjadi katering prasmanan dadakan, kebersamaan kita di danau Tiberias...
Sejumlah besar…
Tuhan di Atas Kemustahilan
Banyak hal ajaib yang Yesus perbuat saat menjadi manusia di bumi. Dari semua hal itu, menurutmu, mana yang paling ajaib? Mukjizat air menjadi anggur saat perkawinan di Kana? Atau mengutuk pohon ara sehingga tidak berbuah lagi? Semua itu memang luar biasa, tetapi ada satu hal paling ajaib yang dampaknya oleh semua manusia di bumi, bahkan sampai saat ini, yaitu saat Yesus bangkit dari kematian.
Di Hadapan Penghakiman
Kita yang tinggal di Indonesia pasti tidak asing dengan demo alias demonstrasi massa. Ketika massa berkumpul, mereka gagah sekali, berteriak-teriak menyuarakan tuntutan, bahkan berani melakukan tindakan anarkis: melempar batu, melawan polisi, merusak fasilitas umum, dsb. Kita juga mungkin pernah mengalami musim bahaya geng motor yang sering tawuran, bahkan membegal dan mencelakakan orang lain. Mengapa begitu nekat? Karena mereka beramai-ramai, dan ketika bersama, mereka yakin mereka tidak terkalahkan.
Getsemani: Saksi Peperangan Sunyi
Peperangan yang dialami Tuhan Yesus tidak terjadi di ruang sidang majelis imam saat Dia diadili. Tidak juga di istana Herodes. Tidak juga di ruang gubernur Pilatus. Tidak juga di hadapan orang banyak yang berseru, “Salibkan Dia!” atau bahkan di Golgota saat Ia dipaku ke kayu salib. Peperangan yang dialami Tuhan kita terjadi di Taman Getsemani. Ketika Ia melangkah keluar dari taman itu, Ia sudah berjalan sebagai pemenang.
Tidak Dibiarkan-Nya Kehilangan Iman
Bulan lalu, kelas saya membahas tentang providencia ilahi (divine providence, atau pemeliharaan dan penyertaan Allah). Sebelum kelas selesai, saya sempat bertanya pada sang dosen, “Bagaimana jika ada orang percaya yang murtad? Apakah orang itu akan auto kehilangan providencia Allah?”
Yudas Iskariot: Ketika Ekspektasi Berujung Kecewa
Apa yang terlintas di benak Pearlians saat mendengar nama Yudas Iskariot?
Sebelum Tuhan Memanggil
Seandainya kamu tahu besok adalah hari kematianmu, apa yang akan kamu lakukan? Coronavirus yang menyebabkan Covid-19 bermunculan di mana-mana membuat kita menyadari satu hal: Hidup kita di dunia ini tidaklah untuk selamanya.
Wanita yang Mengurapi Yesus
“Ngapain sih dia beli barang seperti itu? Mendingan dia beli merek ini…”
“Kenapa sih dia melakukan perbuatan sebodoh itu? Harusnya begini…”
“Buat apa sih jalan-jalan melulu? Kan lebih baik uangnya ditabung.”
"Untuk apa pemborosan ini? Kalau minyak itu dijual kan bisa diberikan kepada orang miskin.”
Terdengar familiar?
Dia Mengajar Sebagai Orang Yang Berkuasa
Selama puluhan tahun jadi orang Kristen, saya sudah mendengarkan entah berapa banyak khotbah, dari banyak pengkhotbah, dengan gaya khotbah yang berbeda-beda. Ada yang lucu, ada yang garing (maaf ya pak/bu...), ada yang serius seperti baca naskah, ada yang santai sambil jalan-jalan keliling mimbar. Tuhan Yesus seperti apa ya khotbah-Nya?
Untukmu yang Sedang Kuatir
Sedang kuatir? Yuk, baca Matius 6:25-34. Perikop berjudul Hal Kekuatiran tidak hanyak berisi kalimat-kalimat puitis, namun juga penuh makna. Membaca perikop itu berkali-kali akan mengajar dan menguatkan kita di saat kekuatiran menyerang.