Belajar Dari Drakor “Doctor Lawyer”

by Benita Vida

Siapa disini yang suka nonton drakor a.k.a Drama Korea? Sepertinya demam drama Korea sudah menyebar di semua kalangan ya? Selain karena ceritanya memang bagus dan episode yang tidak terlalu panjang, drama Korea dibuat dengan acting super niat dari pemainnya. Lewat drakor kita juga bisa melihat tempat-tempat keren dan makanan-makanan enak di Korea. Wajar sekali jika banyak orang jadi suka, dan tidak sedikit yang ingin mengunjungi lokasinya di Korea sana.

Seru yaa... Nonton drakor bisa menjadi pilihan untuk mengisi waktu luang dan refreshing. Tidak masalah kok, Pearlians! Asal kita bisa mengelola prioritas dan tetap membagi waktu dengan bijaksana. Jangan sampai nonton sampai pagi dan ngantuk saat harus beraktivitas keesokan harinya.

Terus kenapa drakor disebut-sebut? Nah, aku mau sharing nih tentang rhema dan pesan apa yang aku dapat saat nonton drakor. Di setiap drama pasti ada pesan-pesan unik yang disampaikan oleh penulis drama. Walaupun tidak semua, sedikit banyak tetap ada hal yang sesuai dengan Firman Tuhan, atau bisa menjadi pesan bahkan teguran dari Tuhan untuk kita. Nah, kali ini aku mau bahas drakor yang baru aja selesai dan menurut aku bagus banget cerita dan pesan-pesannya.

Drakor ini judulnya Doctor Lawyer. Drakor ini menceritakan seorang dokter bedah torakoplastik yang sangat handal bernama Han Yi Han (HYH) yang bekerja di salah satu rumah sakit terkenal di Seoul. HYH ini difitnah sampai izin praktik dokternya dicabut. Ia bahkan kehilangan sang ibu sewaktu ia menjalani pemeriksaan dan sidang-sidang. Setelah lima tahun, HYH alih profesi menjadi pengacara untuk membela orang-orang lemah, termasuk orang-orang yang menjadi korban dari pemilik rumah sakit tempat dia bekerja dulu. Intinya, dokter ini menyelamatkan nyawa orang dengan izin praktik yang berhasil didapatkan kembali dan juga menguak kebenaran dari pemilik rumah sakit yang sudah merugikan banyak orang. Setiap episode memiliki kejutan yang tidak terduga.

Yuk, kita bahas lebih lanjut apa aja pesan yang bisa kita ambil dari 16 episode drama ini.

1. Han Yi Han tidak mudah menyerah dan siap berjuang demi kebenaran.

Situasi terburuk telah menimpa HYH. Ibaratnya setelah jatuh tertimpa tangga. Bagaimana rasanya ketika sedang ada di puncak karier, lamaran yang berjalan lancar, kesembuhan adik ipar, hidup happily ever after sudah di depan mata, tapi hancur seketika karena ambisi orang lain? Tentu rasanya kembali ke titik 0. Perjuangan bertahun-tahun seperti sia-sia, bahkan HYH harus kehilangan izin praktik yang merupakan modalnya untuk mencari nafkah. Wah, tidak menjadi depresi saja sudah bersyukur, ya. Tapi, keadaan tidak menjadi alasan buat HYH menyerah. HYH tidak lantas menyesali nasib, menyalahkan keadaan, dan meratapi kehidupan. HYH justru mengumpulkan tekad dan berjuang menjadi seorang pengacara supaya bisa menguak kebenaran dan mencegah orang lain menjadi korban. Wah, sikap pantang menyerah berjuang untuk kebenaran ini patut kita contoh, karena tidak sedikit dari kita yang tidak mau susah dan memilih “tutup mata” daripada harus ribet bantu orang lain.

Firman Tuhan berkata :

Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.
(Amsal 24 : 10)

Tuhan ingin kita tidak menyerah apalagi tawar hati saat masa sukar datang. Masa sukar diizinkan dalam hidup kita untuk melatih otot iman dan menjadikan kita semakin kuat. So, stand strong and hold on to the truth!

2. Han Yi Han memilih melakukan yang benar dan tidak memilih jalan pintas.

Bukankah HYH punya pilihan untuk jadi pembunuh dan langsung membunuh orang yang merugikannya? Bukankah jalan pintas lebih cepat daripada 5 tahun berjuang menjadi seorang pengacara? Untungnya HYH mengerti bahwa jalan pintas tidak akan membuahkan hasil yang baik. HYH bisa membalas dendam dengan cara mudah meskipun salah, tapi HYH memilih melakukannya dengan cara yang benar. HYH memilih untuk menguak kebenaran dan membuat direktur rumah sakit membayar kejahatan dan kesalahannya melalui hukum. Mengapa ya HYH memilih yang prosesnya lama daripada jalan pintas? Karena HYH tahu ketika dia memilih yang tidak benar, dia tidak berbeda dengan direktur rumah sakit yang ambisius dan mementingkan diri sendiri.  

Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.
(Mazmur 37 : 6) 

Pearlians, kebenaran pasti akan menang pada akhirnya. Walaupun kelihatannya kebenaran terkubur sangat dalam, pada akhirnya pasti akan muncul dan terlihat sekalipun butuh waktu. Jadi, yuk, kita jalani proses kita dan tetap memilih apa yang benar. Percayalah Tuhan pasti memunculkan kebenaran kita.

3.     Han Yi Han memahami panggilannya sebagai seorang dokter.

Tugas seorang dokter adalah menolong orang lain dengan semua keahlian yang dimiliki. Lalu bagaimana jika yang ditolong adalah orang yang menyakiti dan merugikan kita? HYH sangat memahami panggilan hidupnya sebagai seorang dokter, yaitu untuk meolong nyawa orang lain sekalipun yang ditolong adalah yang menghancurkan hidupnya. Tough decision, ya? Pasti hatinya bergejolak, tapi pada akhirnya HYH mengerti tugas dan kewajibannya adalah menolong orang lain tanpa melihat masa lalu dan perbuatan orang tersebut. HYH mengerti hak untuk mengadili kejahatan ada di pengadilan. Tak jarang kita suka “menghakimi” orang lain ya. Kita merasa paling benar karena kita sudah lama pelayanan, sudah sering baca Alkitab. Kita merasa orang lain belum selevel sama kita dan, baik sengaja maupun tidak sengaja, kita “menghakimi” pilihan orang lain. Kita menilai iman orang lain, padahal kita bukan Tuhan loh. Kita adalah anak Tuhan, dipanggil untuk menjadi berkat dan memuliakan Tuhan supaya orang-orang mengenal Yesus dan diselamatkan. Bukan bagian kita menjadi hakim-hakiman yang menunjuk-nunjuk kesalahan orang lain.  

Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
(Matius 7 : 2)

Panggilan kita bukan untuk menghakimi karena kita juga manusia yang penuh kesalahan. Ingatlah bahwa ukuran yang kita pakaikan pada orang lain akan diukurkan kepada kita, karena sebenarnya kita tidak lebih benar daripada orang itu. Biarlah penghakiman dan penilaian hanya dilakukan oleh Tuhan, dan kita didapati melakukan panggilan kita dengan taat dan setia.

Wah, siapa yang menyangka banyak pesan yang kita bisa pelajari dari drama korea. Yuk, kita belajar peka dengan apa yang ingin Tuhan sampaikan kepada kita melalui setiap momen kehidupan kita Tuhan tidak cuma ada di gereja. Tuhan ada dimana-mana, bahkan di tempat tergelap pun Ia ada.

Selamat menikmati bisikan-bisikan lembut bersama Bapa ya, Pearlians!

Previous
Previous

Healing yang Sejati

Next
Next

Pilah Pilih Memakai Media Sosial