Purified For His Glory: Pearl’s 11th Anniversary

Hai, Pearlians! Tidak terasa bahwa Majalah Pearl telah berusia 11 tahun, tepatnya pada tanggal 10 April 2022 lalu. Artinya, sudah 11 tahun pula Majalah Pearl hadir sebagai teman seperjalanan Pearlians untuk menghidupi kehidupan yang dikuduskan. Meskipun ada kalanya Majalah Pearl mengalami pasang-surut, tetapi hanya karena kasih karunia Tuhan sajalah kami bisa terus melayani Pearlians.

Berbicara mengenai kekudusan hidup, perwakilan dari tim Majalah Pearl juga ingin membagikan perjalanan mereka, nih… Yuk, simak di bawah ini!

Menjalani kebenaran dan aturan di rumah bersama dengan dua anak di rumah membuat segala perilaku saya dipantau bak punya satpam pribadi.
"Mama meeting jam berapa? Udah telat loh ini."
"Ma, kita kan lagi puasa gadget for pleasure," seru mereka ketika melihat saya membuka Youtube untuk mendengarkan lagu.
Ya, teguran-teguran ini menandakan bahwa menghidupi kebenaran tidaklah mudah. Tuhan menghadirkan dua malaikat kecil untuk terus memproses saya menjadi semakin dewasa, sehingga hidup ini pun bisa menjadi teladan bagi mereka.
(Nidya, Writer)

 

Tahun ini, saya belajar banyak hal karena Tuhan mempertemukan saya dengan orang-orang baru yang membuat saya menyadari banyak hal. Rasanya Tuhan menjawab pertanyaan-pertanyaan konyol saya—yang berkecamuk bertahun-tahun lamanya— dalam sekejap.
Namun, pelajaran yang paling penting dan menjadi rhema bagi saya pada tahun ini adalah bahwa Tuhan mengasihi dan menerima saya apa adanya di atas semua tradisi, cara, ritual, gaya, dll. yang melekat dalam diri saya. Selama ini, saya kira semuanya itu sudah benar karena keluarga, pergaulan, bahkan ajaran rohani dari gereja tempat saya bertumbuh mengajarkannya demikian. Saya berdoa agar dari hari ke hari, Tuhan membukakan lebih banyak lagi hal-hal lain yang memperbarui akal budi agar hubungan saya dengan Tuhan menjadi semakin erat.
(Benita, Writer)

 

Bersyukur dalam satu tahun ini aku mengalami banyak sekali kesempatan untuk belajar tentang kekudusan melalui Firman-Nya dan hal-hal yang ada di sekitarku. Aku percaya Tuhan bekerja dalam hidupku secara holistik, bukan hanya melalui Firman Tuhan melainkan juga dari buku-buku umum yang aku pelajari. Misalnya saja agar bisa mempertahankan pikiran—baik tidak menahan emosi dan cara menjalani hidup yang sehat secara fisik maupun rohani. Itulah kenapa hidup kudus adalah juga memperbaiki diri dalam tubuh, jiwa, dan pikiran. Terima kasih Tuhan akan berkat-Mu, biarlah aku bertumbuh dari hari ke hari di dalam-Mu.
(Becca, Writer)

 

Selama satu tahun terakhir, aku merasa sedang dalam proses pemulihan. Aku sedang berjalan dalam pengenalan akan diriku sendiri. Plus, aku lebih bisa menyadari kalau kasih Tuhan tidak pernah mengizinkan sesuatu yang buruk merusak hidupku—meskipun itu artinya Dia tidak selalu setuju dan memberikan apa yang kuinginkan. Kepekaan ini timbul saat aku memutuskan untuk percaya pada pribadi-Nya dan perkataan-Nya; hal inilah yang menguduskan aku hingga caraku memandang diriku sendiri seperti Dia melihatku.
Bagiku, hari ini adalah anugerah Tuhan, dan besok adalah harapan, karena di dalam doaku hanya satu yang kupinta: bisa merasakan Tuhan selalu hadir di dekatku.
(Poppy, Writer and Treasurer)

 

"Selama satu tahun terakhir, aku belajar bahwa untuk memiliki hidup yang dikuduskan, berarti aku harus siap kalau hidupku "diacak-acak" oleh Tuhan. Kadang-kadang, apa yang aku anggap baik untuk masa depanku, ternyata belum tentu demikian di mata-Nya. Sampai hari ini pun aku masih terus belajar untuk merendahkan hati dan tidak mengecilkan kuasa Tuhan yang bekerja di hidupku, karena dari situlah aku menyadari bahwa rencana-Nya benar-benar jauh lebih besar daripada yang bisa aku bayangkan. Tentunya, semua itu untuk kebaikanku dan demi kemuliaan-Nya. Syukur pada Tuhan, karena ada Roh Kudus yang memampukanku untuk memiliki cara pandang yang terus diperbarui mengenai hal ini.
(Tabita, Features Editor)

 

Tahun 2022 adalah tahun breakthrough buatku untuk bangkit dari kekecewaan. Aku pun mendpt jawaban dari Tuhan untuk menghidupi Yehezkiel 36:26a, yaitu memiliki A NEW HEART.
Hati yang baru yang membuat semua kehidupanku menjadi berbeda.
Hati yang baru yang fokus pada kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus—bukan hanya mengenai tingkah laku yang baru, tetapi ada pembaruan hati yang mendasari perubahan perilaku, perkataan, pikiran, serta sikap tersebut.
Semua yang keluar dari diri kita berasal dari HATI kita, dan hanya oleh anugerah Tuhan saja yang bisa memberikan kita hati yang baru. Hati yang baru adalah hati yang bisa dibentuk Tuhan untuk menjadi bersih, murni, dan benar di mata-Nya.
(Febryana, Podcast Coordinator)

 

Being anxious means not letting God takes control. One day, when I was listening to a sermon, there was a sentence stuck in my heart: "Grace flows in the worry-free areas." When I surrender my life to Jesus and follow Him, it takes courage to let Him sanctify me from that controlling desire. Following Jesus means to have a child-like faith. Don’t worry, just be still and listen. He will speak.
(Veri, Content Manager)

 

Aku telah bersama dengan Majalah Pearl sejak 2012 (wow, sudah 10 tahun!), dan di sini aku belajar untuk setia dengan pelayanan, dan menggunakan talenta yang Tuhan berikan untuk kemuliaan nama-Nya. Aku setuju dengan apa yang dikatakan dalam tulisan-tulisan di Majalah Pearl, bahwa kekudusan merupakan sesuatu yang tidak mudah dilakukan, tetapi tidak mustahil apabila dilakukan bersama Tuhan. Amin! Tuhan memberkati kita semua.
(Michelle, Social Media Manager)

 

Sebagai manusia yang dikuduskan, saya disadarkan bahwa hidup saya adalah untuk memuliakan Tuhan. Namun, kadang-kadang saya terlalu sibuk dengan menata hidup secara jasmani di dunia ini, sampai lupa Tuhan menciptakan saya untuk memuliakan-Nya—bukannya diri sendiri. Menjadi yang terbaik dari diri saya bukan untuk dipandang oleh dunia, melainkan menjadi ciptaan baru yang memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain.
(Melissa Halim, Graphic Designer)

Yes, semoga pengalaman beberapa anggota tim Majalah Pearl di atas dapat menjadi teman seperjalanan Pearlians, bahwa menghidupi kehidupan yang dikuduskan adalah sesuatu yang berharga untuk diperjuangkan. Hanya dengan anugerah Tuhanlah, proses pengudusan itu menjadi cara-Nya untuk menyatakan kemuliaan-Nya bagi dunia yang telah porak-poranda oleh dosa. Mari, kita berjuang bersama-sama untuk menghidupi kekudusan hidup sebagai bukti bahwa kita adalah anak-anak Tuhan, ya, seperti yang dikatakan Paulus ini: 

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. —Roma 12:1-2

By the way, yes (lagi), Spotify-nya Pearl sudah bangkit lagi dari vakumnya! Mari simak di Podcast Majalah Pearl, ya! Jangan lupa juga untuk catch up konten-konten Majalah Pearl di Instagram @majalahpearl. Kalau Pearlians mau ikut berkontribusi, silakan klik di sini. Kami tunggu, ya! 😊

Previous
Previous

Purity in Sexuality

Next
Next

Ditajamkan untuk Makin Dikuatkan