Surat dari Kami bagi Sang Guru
by Febe Frisela
Air yang menjadi anggur telah menjadi saksi bisu dari sebuah kebersamaan kita di Kana.
Lima roti dan dua ikan yang menjadi katering prasmanan dadakan juga menjadi saksi bisu dari sebuah kebersamaan kita di danau Tiberias.
Sejumlah besar kawanan babi yang terjun dari tepi jurang ke dalam danau karena dimasuki oleh “Legion and the gank” , demi menyelamatkan satu orang, juga menjadi saksi bisu dari sebuah kebersamaan kita di Gerasa.
Belum lagi kebersamaan kita di atas perahu.
Taufan, angin, dan air yang mengamuk hebat menjadi saksi bisu, yang seketika mereka taat, saat diredakan dan diteduhkan, sehingga menjadi sebuah peneguhan bahwa kuasa-Mu, Yesus sangat dahsyat.
Kebersamaan kita yang manis...
Kebersamaan kita yang memukau...
Kebersamaan kita yang menakjubkan...
Kebersamaan kita yang menyenangkan....
Namun, mengapa perpisahan kita begitu menegangkan dan mengenaskan?
Kau ditangkap, Kau dituduh, Kau diejek, Kau dihujat, Kau dipukul, Kau ditikam, Kau dicambuk, Kau dipaku, Kau diperlakukan semena-mena dan semau-maunya, Kau disalib, Kau mati.
Maaf... Sikap kami tercatat di Matius 26:56,
Di Getsemani, semua murid meninggalkan Yesus dan melarikan diri.
Maaf... Kami takut, kami sangat takut.
Kami merasa bersalah, kami merasa payah, kami tidak tahu berterima kasih, kami memikirkan diri kami sendiri.
Maaf...
Biarkan kami bersembunyi dibalik pintu-pintu yang terkunci, karena kami takut pada orang-orang Yahudi.
Kini kami merasa sendiri.
Seperi tak ada harapan lagi.
Begitu sepi, sunyi dan ngeri.
......
......
......
Namun, akhirnya kami mendengar bahwa kubur telah kosong, kain kapan tergeletak di tanah, dan Kau telah bangkit.
......
......
Suatu malam, Kau datang dan berdiri di tengah-tengah kami. Kau datang bukan dengan kata-kata evaluasi atas sikap kami, tapi Kau datang dan berkata,
Damai sejahtera bagi kamu (kali pertama)
Damai sejahtera bagi kamu (kali kedua)
Damai sejahtera bagi kamu (kali ketiga)
Tiga kali tercatat di dalam Alkitab, ketika Dia menampakkan diri kepada murid-murid-Nya—khususnya Tomas—Yesus membawa damai sejahtera.
Ini adalah pembelajaran agar kita #tobelikeJesus.
Belajar seperti Yesus.
Fokusnya adalah apa yang Yesus bawa saat Yesus menemui murid-murid-Nya setelah kebangkitan-Nya, yaitu membawa damai sejahtera.
Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
(Matius 5:9)
Inilah seruan untuk anak-anak Allah, yang siap belajar membawa dampak damai sejahtera di manapun mereka—begitu pula Anda dan saya—berada.