Still Precious, No Matter What

by Tabita Davinia Utomo

Suatu kali aku bertugas dalam persekutuan pemuda di tahun 2015 dengan tema The Quest of Identity. Pencarian identitas. Awalnya aku galau waktu nyiapin kata-kata pengantar lagu  Hidupmu Berharga bagi Allah. Galaunya karena... aku bingung antara milih video  Tuhan Tidak Tuli-nya kak Yahya (adiknya ci Grace Suryani), ato post  Aku Berharga... :)-nya ci Cella. Dan di menit-menit terakhir (cieh), aku mutusin buat pake yang kedua. Lebih nyambung sih sama temanya. 

Waktu baca screenshot  dari artikel itu, aku (mencoba) menghayati setiap katanya. Dan di situ aku diingetin lagi, bahwa seburuk-buruknya aku, aku tetep berharga di hadapan Tuhan. Aku bersyukur karena lewat persekutuan hari ini, Dia mengingatkanku bahwa aku (dan kamu) berharga... Sangat berharga. 

Nah, kenapa gitu? Jawabannya ada di tulisan di bawah ini (Thanks Ci Cella. Tulisanmu sangat memberkati hari ini hehe). Kalian bisa membuatnya juga (dengan versi kalian sendiri). :))

Aku berharga, bukan karena kemampuanku  

Aku berharga, bukan karena kepintaran literaturku 

Aku berharga, bukan karena aku bersekolah di sekolah yang terkenal  

Aku berharga, bukan karena aku jadi mahasiswi di universitas terkenal  

Aku berharga, bukan karena aku tinggal di kota yang nyaman  

Aku berharga, bukan karena penampilan fisikku  

Aku berharga, bukan karena orang berkata bahwa aku cantik (sok pede dikit hehe)  

Aku berharga, bukan karena aku mempunyai keluarga yang percaya kepada Tuhan  

Aku berharga, bukan karena disiplin rohani yang aku lakukan  

Aku berharga, bukan karena doa-doaku  

Aku berharga, bukan karena senyuman dan tawaku  

Aku berharga, bukan karena aku menjadi kontributor di majalah Pearl  

Aku berharga, bukan karena tulisan-tulisanku yang memberkati banyak orang (katanya gitu sih)  

Aku berharga, bukan karena aku aktif pelayanan di gereja  

Aku berharga, bukan karena pergumulan tentang pasangan hidupku*  

Aku berharga, bukan karena aku mempunyai banyak teman  

Aku berharga, bukan karena apa yang sedang dan telah aku lakukan  

Aku berharga, bukan karena apa yang orang-orang—atau bahkan aku sendiri, katakan tentang diriku  

Aku tetap berharga, walaupun aku tidak bisa mengerjakan soal fisika dan matematika  

Aku tetap berharga, walaupun aku juga tidak bisa bermain basket  

Aku tetap berharga, di saat aku lupa untuk saat teduh  

Aku tetap berharga, di saat aku melempar boneka karena emosiku (*pukpuk boneka)  

Aku tetap berharga, di saat nggak ada seorang pun yang menemaniku waktu istirahat di sekolah  

Aku tetap berharga, di saat nilai ujianku tidak sesuai dengan apa yang kuinginkan  

Aku tetap berharga, walaupun aku tidak mendapatkan penghargaan saat wisuda SMA kemarin  

Aku tetap berharga, di saat pelayananku tidak dihargai orang lain  

Aku tetap berharga, di saat aku jatuh ke dalam dosa 

Aku tetap berharga, walaupun tidak ada seorang pun yang mencintaiku 

Aku tetap berharga, di saat aku merasa capek untuk berjuang bagi seseorang  

Aku tetap berharga, bahkan di saat aku merasa bahwa aku tidak layak untuk dihargai  

Aku tetap berharga, bahkan di saat aku merasa bahwa Tuhan tidak adil  

Aku tetap berharga, bahkan di saat aku merasa air mata di antara doa-doaku itu sia-sia  

Aku tetap berharga, bahkan di saat aku merasa Tuhan itu jauh dari doaku  

Aku berharga, karena ada Pribadi yang mencintaiku  

Aku berharga, karena Dia mau memberikan nyawa-Nya untuk menebus dosaku  

Aku berharga, karena Dia adalah Bapa dan Sahabatku  

Aku berharga, karena Dia—yang adalah Raja atas segalanya—mengangkatku menjadi anak-Nya... menjadi putri-Nya  

Aku berharga, karena Dia adalah Yesus Kristus; yang mencurahkan darah-Nya yang mahal untuk menyelamatkanku dari hukuman maut 

That’s why... I’m so grateful to be His princess  :) \

Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
(1 Petrus 1:18-19) 

***

By the grace of God, sejak 2016 lalu, si doi udah resmi jadi calon ph-ku. :) Naik setingkat lah statusnya. Hehe. 

(Artikel asli: http://eunikephinia.blogspot.co.id/2015/05/still-precious-no-matter-what.html)

Previous
Previous

When Your Life Seems Better than Mine

Next
Next

Women & Social Media