Dua Wanita yang Mencintai Satu Pria
by Yunita S. Handayani
Dinamika hubungan menantu perempuan dan ibu mertua selalu digambarkan sebagai hubungan yang penuh gejolak di sepanjang sejarah dan berbagai latar belakang budaya. Buruknya hubungan dua wanita beda generasi tersebut juga seakan diberi penegasan dengan pemahaman dunia bahwa menantu perempuan dan ibu mertua memang tidak pernah akan bisa akur. Apakah secara kodrat memang benar demikian? Apakah itu adalah suatu kebenaran yang harus kita terima sebagai keadaan yang tak mampu kita ubah?
Ada tiga hal utama yang sering menjadi dasar permasalahan dalam hubungan antara menantu perempuan dan ibu mertua:
1. Budaya
Setiap budaya memberi kerangka yang berbeda dalam menempatkan hubungan menantu perempuan dan ibu mertua. Sebagian budaya yang lebih individualistik memandang bahwa ibu mertua tidak punya hak intervensi setelah anak laki-lakinya membentuk keluarga sendiri. Akan tetapi budaya lain memandang bahwa ibu mertua masih tetapi memiliki otoritas yang harus dihormati atas keluarga baru anak laki-lakinya. Sistem budaya inilah yang seringkali menimbulkan konflik antara menantu perempuan dan ibu mertua.
2. Persaingan terselubung
Pemahaman umum memandang bahwa wanita memiliki sifat alami untuk berkompetisi dengan wanita lain. Ini pun terjadi dalam hubungan menantu perempuan dan ibu mertua. Pada dasarnya mereka adalah dua wanita yang mencintai satu pria. Ibu mertua yang begitu mencintai putranya bersaing dengan menantu perempuan yang mencintai suaminya.
3. Insecurity
Ambisi besar untuk bersaing sebagian besar lahir dari perasaan insecure. Ibu mertua yang insecure dengan kehadiran wanita lain dalam hidup putranya, merasa ketakutan bila cinta kasih putranya yang selama berpuluh tahun tergantung padanya tergantikan dengan istrinya. Sang menantu pun merasa insecure karena takut bahwa cinta kasih suaminya tidak berfokus padanya.
Walaupun ada permasalahan mendasar yang sering kali menjadi penyebab konflik antara menantu perempuan dan ibu mertua, konflik tersebut bukanlah konflik yang abadi. Alkitab memberi teladan kisah hubungan menantu perempuan dan ibu mertua yang bukan saja jauh dari konflik tapi terbungkus dengan kasih yang menyentuh hati.
Kisah Rut pada Naomi menunjukkan hubungan menantu perempuan dan mertua yang mendobrak pemahaman klasik tentang hubungan mereka yang layaknya selalu menjadi musuh dalam selimut. Kasih dan kesetiaan Rut pada mertuanya Naomi ditunjukkan pada ikrarnya yang menyentuh hati dalam Rut 1:16:
”Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;”
Tuhan memberikan pelajaran pada kita tentang keindahan hubungan Rut dan Naomi yang tercermin dalam pernyataan ikrar Rut tersebut.
1. “sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi”
Rut adalah wanita yang berasal dari bangsa asing dengan latar belakang agama dan budaya yang tentu saja berbeda dengan Naomi. Bisa dipastikan Naomi telah menunjukkan penerimaan dan kasih yang begitu besar dan menyentuh hati Rut sehingga membuat Rut percaya dan memutuskan untuk tetap mengikuti Naomi walaupun ke negeri asing yang tidak dikenalnya.
Ibu mertua dan menantu perempuan bukan saja lahir dari generasi berbeda tapi seringkali dengan latar belakang keluarga dan budaya yang berbeda. Kasih dan penerimaan yang besar diperlukan untuk dapat menyatukan keduanya mengatasi segala perbedaan. Kasihlah yang menjadi dasar tumbuhnya kepercayaan satu sama lain yang meluruhkan rasa insecure.
2. “dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam”
Malam hari menggambarkan rentang waktu yang menakutkan, terutama bagi wanita di jaman Rut. Kegelapan, cuaca yang sangat dingin, binatang buas, dan ancaman serangan penjahat mengintai di malam hari. Rut menunjukkan kebulatan tekad untuk tetap bersama-sama dengan ibu mertuanya bahkan di saat-saat yang gelap dan penuh bahaya sebagaimana mereka telah melewati duka bersama saat kehilangan suami.
Hubungan ibu mertua dan menantu perempuan yang tulus dan penuh kasih ditunjukkan ketika satu sama lain ada di saat-saat terapuh mereka. Bukan suatu hubungan yang hanya mengejar kenyamanan dan menuntut manfaat satu sama lain tapi hubungan yang rela berkorban untuk saling menjaga dan menopang satu sama lain. Jarak dan kondisi seringkali menghalangi ibu mertua dan anak menantu untuk saling bertemu. Tapi kualitas pertemuan akan sangat terasa bila satu sama lain hadir di saat yang lain membutuhkan dukungan atau perlindungan.
3. bangsamulah bangsaku”
Dibutuhkan kerendahan hati seorang menantu perempuan untuk menjadi bagian keluarga besar suaminya. Seringkali ia harus bersedia melepaskan egonya untuk bergabung dalam kebiasaan atau tradisi keluarga suaminya. Kesediaan untuk bergabung dalam budaya dan tradisi keluarga suami inilah yang seringkali dapat melunakkan hubungan antara ibu mertua dan menantu perempuan dan menumbuhkan kasih satu sama lain.
4. “dan Allahmulah Allahku”
Rut dalam titik keterpurukan hidupnya menyatakan pengabdiannya bukan hanya pada Naomi tapi juga pada Allah Naomi. Relasi yang kuat antara Rut dan Naomi telah membawa Rut, seorang perempuan bangsa asing, mengenal Allah dan akhirnya menyatakan kesetiaannya untuk mengikut Tuhan. Kesetiaan Rut mengikuti Naomi bukan hanya semata-mata didasarkan karena kasihnya pada Naomi tapi karena kasih dan setianya untuk mengikut Tuhan. Hal ini bisa jadi dipengaruhi oleh teladan hidup positif yang ditunjukkan oleh Naomi dan sangat berdampak dalam hidup Rut.
Hubungan antara menantu perempuan dan ibu mertua adalah hubungan yang secara klasik dianggap rumit karena memperebutkan kasih dan perhatian dari seorang pria sebagai anak dan suami. Akan tetapi Alkitab merubah pandangan klasik dunia tersebut. Alkitab menunjukkan bahwa hubungan antara menantu perempuan dan ibu mertua dapat menjadi hubungan yang indah apabila ada kasih dan penerimaan satu sama lain. Kesediaan untuk hadir saat yang lain mengalami dan kesediaan untuk melepaskan ego. Pada akhirnya, hubungan antara menantu perempuan dan ibu mertua yang indah dan dapat membawa masing-masing lebih setia kepada Tuhan.