Manajemen Keuangan

2 Aug_2021_Poppy_Manajemen Keuangan_edit Blog.jpg

by Poppy Noviana

Ada lebih dari 2000 ayat di Alkitab yang membahas aturan main menjadi penatalayan yang setia dalam hal keuangan dan harta benda. Wah… banyak sekali ya? Tentu karena Tuhan sangat memahami kebutuhan manusia akan uang, namun Ia juga mengerti kecenderungan hati manusia yang bisa dilemahkan oleh uang.

Yuk, kita sama-sama belajar mengapa mengelola uang itu penting dalam kehidupan iman sebagai pengikut Kristus. 

Cara kita mengelola uang mempengaruhi persekutuan kita dengan Allah.

Hal apa yang paling berharga dan menjadi sumber rasa aman kita? Kecukupan dalam keuangan atau hubungan yang erat dengan Tuhan? Karena banyak yang mengaku pengikut Kristus tapi tidak benar-benar menjadikan-Nya sebagai Tuhan, tuan atas semua hal dalam kehidupan. Firman Tuhan jelas mengatakan, uang dapat mengalihkan fokus kita dan menggantikan posisi Tuhan dalam kehidupan kita. 

Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
(Matius 6:24)

Hubungan kita dengan Tuhan tercermin pada prinsip-prinsip yang kita pegang dan lakukan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk keuangan. Kita dapat masuk ke dalam sukacita hubungan yang lebih akrab dengan Allah ketika kita mengelola keuangan dengan cara-Nya.

Siapa pesaing ketat Allah untuk mendapat tempat prioritas dihidupmu?

Seringkali kita lupa apa posisi kita atas uang yang saat ini kita miliki. Kita sering berpikir, uang ini milik saya karena saya yang susah payah bekerja, saya pula yang paling berhak untuk menggunakannya. Pemikiran seperti itu seakan benar, tapi sesungguhnya kurang tepat. Alkitab mengatakan bahwa kita telah dibayar lunas oleh Allah, artinya hidup kita seutuhnya adalah milik-Nya, termasuk semua hal yang kita punya adalah milik-Nya. Semua yang kita miliki adalah titipan Allah yang seharusnya dikelola dengan baik, bukan dihabiskan dengan semaunya. 

Kita kadang membiarkan Allah berkuasa atas hidup kita, kecuali dalam hal keuangan. Padahal, milik Allah adalah segenap hidup kita, termasuk uang. Keputusan keuangan sama kudusnya dengan keputusan untuk bangun pagi dan membaca Alkitab setiap hari. Dari bagaimana kita memperlakukan uang, kita bisa melihat siapa yang menjadi Tuhan hidupmu. Jika kamu merasa pekerjaan Allah di bumi ini penting, maka menggunakan mamon untuk membawa jiwa datang/ kembali kepadaNya adalah prioritas, menyisihkan uang untuk perpuluhan adalah prioritas, menabung dan menghidari hutang adalah prioritas, membahagiakan orang tua dan sesame adalah prioritas. Jadi, siapa yang menjadi prioritas dalam hidupmu? Sudahkah ada komitmen-komitmen keuangan yang kamu buat, yang menunjukkan Tuhan berkuasa atas uangmu?

Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?
(Lukas 16:11)

Keinginan Allah untuk mencerdaskan kita dalam pengelolaan keuangan

Allah mengerti bahwa menjadi pengelola yang setia dan tangguh bukan perkara yang mudah. Pasti dalam proses ada pengalaman gagal. Namun, kegagalan adalah fase logis dalam proses pembelajaran. Yang penting adalah kemauan untuk belajar. Pengelolaan keuangan adalah keterampilan yang harus dimiliki setiap orang, karena seperti kata Firman Tuhan, mengelola keuangan juga bicara tentang hati dan iman kita. Melihat peran kita, para perempuan, sebagai istri dan ibu, kita lebih punya alasan lagi untuk belajar mengelola uang. Pengelolaan pengeluaran di rumah tangga seringkali dipercayakan pada kaum hawa bukan? Pengelolaan keuangan yang berprinsip pada kebenaran akan menolong kita memiliki kehidupan yang bijaksana. 

Kesimpulannya, perubahan perspektif (pembaharuan budi) adalah kunci awal manajemen keuangan. Berikut prinsip yang dapat menguatkan kita untukmengelola keuangan dalam takut akan Tuhan:

  • Ketahuilah bahwa kita hanya pengelola dan Allah adalah pemilik atas harta yang kita miliki. Tugas pengelola adalah mengembangkan dan memelihara aset yang Ia percayakan.

  • Gunakan uang sebagai alat untuk membawa seseorang kepada-Nya dan memuliakan Tuhan dalam hal apapun yang kita kerjakan.

  • Kejarlah hal-hal yang kekal, hal-hal yang baik meskipun tidak terlihat, seperti karakter dan ketaatan pada Firman, maka kekayaan dan kehormatan akan menjadi konsekuensi logis dari pilihanmu tersebut.

Sedikit pesan untuk teman-teman yang masih bergumul dalam hal keuangan, khususnya generasi sandwich(harus menanggung keuangan generasi atasnya dan generasi selanjutnya)… Kalian tidak sendirian. Saya, yang bergumul dengan tanggungan yang sama, tahu beban kita Nampak berat dan energi kita rasanya tidak cukup untuk keluar dari rantai ini. Mari kuatkan hati dan terima kenyataan lalu melangkah dalam kebenaran. Ada hal penting yang perlu kita ingat: Allah memberi kita kekuatan untuk memutus mata rantai ketergantungan antar generasi sepanjang kita memberi diri untuk diproses, termasuk belajar pengelolaan keuangan secara disiplin.  Tekad saja tidak cukup, perlu ada aksi nyata untuk keluar dari rantai keterikatan dalam mengelola keuangan. Tuhan bilang kuasai Bumi, dan Dia sendiri yang berjanji dalam Firman-Nya, jika Ia bekerja di dalam kita, Ia akan memberikan kepada kita kemampuan dan semua hal-hal yang kita butuhkan. 

Berikut beberapa tips praktis yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam hal keuangan:

  1. Belajar sebanyak mungkin tentang literasi keuangan. Pearlians bisa menggali lewat sumber-sumber terpercaya, seperti Crown Financial Ministry (@crownfm.id).

  2. Membuat perencanaan keuangan Perencanaan keuangan ini terutama membuat pos-pos pengeluaran, seperti 10% perpuluhan, 50% biaya hidup, 20% tabungan, 10% cicil hutang, dan 10% bersenang-senang. Semua disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. Penting juga untuk membangun dana darurat, minimal 3 (tiga) bulan kebutuhan bulanan untuk single dan 6 (enam) kali kebutuhan bulanan untuk yang sudah menikah.

  3. Membiasakan mencatat pengeluaran sehingga rencana kita bisa dievaluasi pelaksanaannya. Sekarang banyak kok aplikasi yang bisa diunduh secara gratis di ponsel. Dari sana kita bisa tahu pos mana yang bocor dan dalam hal apa. 

  4. Ketika kondisi keuangan sudah mulai aman, tidak ada hutang, dana darurat sudah terkumpul, tidak ada salahnya untuk mulai berinvestasi. Saat ini sudah ada banyak sekali edukator investasi yang bisa kita serap ilmunya, mulai dari tentang reksadana, obligasi juga saham, seperti Sekolah Pasar Modal (www.idx.co.idyang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia.

Jadi tidak ada alasan lagi untuk berpasrah diri dan hidup gini-gini aja, hidup dari cicilan ke cicilan, atau gali lubang tutup lubang sebab semua guidance-nya sudah disediakan. Kita bisa, sepanjang punya kemauan dan kedisplinan untuk belajar. Kuasai uang dan gunakan untuk kemuliaan Tuhan.

Previous
Previous

Manajemen Waktu

Next
Next

Menghitung Hari dan Menjadi Bijaksana