Sampai ke Ujung Bumi
by Amidya Tri Agustinus
“. . . . Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka . . . .”
(Matius 28:18-20)
Sebuah perintah yang Tuhan Yesus berikan kepada murid-murid sebelum Dia naik ke surga adalah untuk menjadikan bangsa murid Kristus. Perintah agung yang Kristus berikan ini adalah agar para murid bersiap mengemban amanat dan membawa Injil Kristus Yesus hingga ke ujung bumi. Nah, berbicara mengenai Amanat Agung tentu kita akan berbicara mengenai Misi. Lalu, apakah misi itu? Misi berasal dari kata dalam bahasa Latin “messi” yang artinya “mengutus”. Mengutip definisi misi dari Advancing Church Mission Commitment, misi adalah setiap usaha yang ditujukan dengan sasaran untuk menjangkau melampaui kebutuhan gereja dengan tujuan untuk melakukan Amanat Agung dengan menyatakan Kabar Baik dari Yesus Kristus, menjadikan murid, dan dikaitkan dengan kebutuhan yang utuh dari manusia, baik jasmani maupun rohani. Melihat dari dasar alkitabiah misi yaitu Matius 28:19-20 dan definisi misi, maka pengemban misi adalah semua orang Kristen dan ruang lingkup dari misi Kristus adalah hingga ke ujung bumi.
Akan tetapi, apabila kita kembali kepada Alkitab sebagai Firman Allah dan sebagai dasar dari seluruh doktrin Kristen, misi sudah ada sejak masa Perjanjian Lama. Allah Bapa adalah Pribadi yang pertama kali bermisi. Mengapa demikian? Sebab, ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, keduanya bersembunyi karena takut kepada Allah, dan saat itulah Allah sendirilah yang memanggil manusia itu (Kejadian 3). Karena itu, kita mengetahui bahwa hati Bapa adalah hati yang bermisi. Hati Bapa menghendaki untuk mencari manusia yang terhilang, mencari manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, dan mencari manusia yang jatuh untuk beroleh keselamatan melalui Anak-Nya, yaitu Kristus Yesus.
Kembali pada Matius 28:19-20 sebagai dasar misi Kristen, ada tiga tugas yang perlu kita lakukan untuk bermisi:
1. Pergi dan menjadikan bangsa murid Kristus
Wycliffe Bible Commentary memberikan sebuah penjelasan mengenai kata "pergilah". Kata "pergilah" bukan saja sebuah perintah di dalam sebuah kalimat. Kata "pergilah" ini mengandung penguatan di dalamnya. "Pergilah dan jangan gentar, bukankah Aku telah mengutusmu?" Maka dari itu, Kristus menyuruh para murid yang menjadi arsitek gereja mula-mula untuk pergi dan jadikanlah ini sebagai pekerjaan. Para murid tidak boleh berdiam diri di satu tempat, mereka justru harus pergi meninggalkan Yerusalem, tanah air mereka menuju ke bangsa-bangsa (gentiles: bangsa di luar Yahudi) untuk menyampai Kabar Baik bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, Yesus Kristus telah bangkit dari antara orang lain, Yesus Kristus telah menggenapi seluruh kitab Taurat dan kitab para nabi. Inilah isi dari pemberitaan yang harus disampaikan para murid kepada bangsa-bangsa.
Setelah menerima Amanat ini, setelah hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 3) mulailah para rasul pergi dan memberitakan Injil. Laporan dari Kisah Para Rasul kita dapat mengetahui bahwa para rasul mulai pergi untuk memberitakan Injil: Filipus memberitakan Injil di Samaria, Petrus memberitakan Injil di Lida, Yope, dan beberapa kota lainnya, lalu ada Paulus yang membawa Injil hingga ke Asia Kecil. Di tengah situasi penganiayaan, tuduhan, dan ketidaknyamanan para rasul telah pergi dari Yerusalem untuk membawa Injil Yesus Kristus kepada bangsa-bangsa.
2. Membaptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus
Setelah bangsa-bangsa mendengar siapa Kristus dan karya-Nya, maka selanjutnya mereka harus dibaptiskan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Para rasul harus menerima murid-murid dari berbagai bangsa melalui upacara baptisan kudus. Baptisan dalam konteks ini berbicara mengenai penerimaan, bagaimana bangsa-bangsa selain Yahudi (gentiles) yang semula tidak layak beroleh keselamatan, ketika mereka menjadi percaya, maka mereka akan diterima sebagai bagian dari gereja. Di sisi lain, yang utama dari hal ini adalah pembaptisan yang harus dilakukan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, sebab inilah intisari dari dasar-dasar pertama kekristenan dan Perjanjian Baru. Berdasarkan nama Bapa dan Anak dan Roh Kuduslah pengakuan iman disusun. Dengan memberikan diri untuk dibaptis, maka kita mengakui kepercayaan bahwa Allah itu ada. Kita menyetujui hubungan konvenan dengan Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Kita menjadi umat-Nya, maka dari itu kita harus berbakti kepada-Nya.
3. Mengajar mereka
Tugas para rasul dan pelayanan Kristus adalah untuk menyampaikan perintah-perintah Kristus dan menjelaskannya kepada para murid, dan menekankan pentingnya ketaatan untuk mengikut Kristus. Mereka tidak boleh mengajarkan ketentuan-ketentuan mereka sendiri, mereka harus mengajarkan ketetapan-ketetapan Allah yang harus senantiasa ditaati.Karena itulah, pelayanan berupa mengajar (dan memuridkan) setiap orang percaya tetap harus dibentuk di dalam gereja, untuk membangun tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kedewasaan penuh (Efesus 4:11-13)
Sungguh perintah mulia yang Kristus amanatkan kepada para murid untuk dilakukan dan amanat ini masih dan harus dikerjakan untuk seluruh murid Kristen di segala bangsa dan di segala zaman. Amanat Agung ini tidak berhenti kepada para rasul sebagai saksi hidup Kristus di bumi, Amanat Agung ini juga harus kita terima dan kerjakan. Maka dari itu, marilah kita membuka hati, memberi diri untuk melihat ladang yang menguning dan siap untuk dituai. "Alangkah menyenangkan kedatangan mereka yang membawa Kabar Baik!" (Roma 10:15) Bergegaslah dan sampaikan Kabar Baik kepada segala bangsa hingga ke ujung bumi. Kristus beserta kita! Soli Deo Gloria!