The Opened Book
by Leticia Seviraneta
“Alangkah baiknya kedatangan orang-orang yang membawa Kabar Baik dari Allah!"
Roma 10:15b [BIS]
Memberitakan Injil sering kali dikatakan sebagai tugas pendeta, guru Injil, pengkhotbah, dsb. Mungkin di antara teman-teman ada yang beranggapan memberitakan Injil sama dengan berkhotbah, harus sekolah Alkitab dahulu, atau pandai bicara di depan umum. Eits.. tetapi ternyata memberitakan Injil adalah mandat bagi seluruh orang percaya. Ya, aku dan kamu tidak terkecuali. Apalagi Yesus memberikan perintah, “…pergilah kepada segala bangsa di seluruh dunia, jadikanlah mereka pengikut-pengikut-Ku. Baptiskan mereka dengan menyebut nama Bapa, dan Anak, dan Roh Allah. Ajarkan mereka mentaati semua yang sudah Kuperintahkan kepadamu. Dan ingatlah Aku akan menyertai kalian sampai akhir zaman.” (Matius 28:19-20) Memberitakan Injil tidak sama dengan berkhotbah di depan banyak orang, meski hal itu bisa menjadi salah satu sarananya. Memberitakan Injil berarti menjadi saksi Kristus ke mana pun kita pergi baik dalam perkataan maupun perbuatan kita. Tujuan memberitakan Injil hanya satu, yaitu membuat orang lain mengenal Kristus.
Sebelum kita membahas lebih lanjut, Injil apa yang perlu kita beritakan? Dengan kata lain, apa sich isi pesan yang kita ingin orang lain dengar? Injil yang kita beritakan tidak lain adalah kabar baik keselamatan melalui Yesus Kristus. Inti pesannya adalah setiap manusia telah berdosa, karena kasih Allah kepada manusia telah memberikan jalan keselamatan melalui Yesus Kristus, anak-Nya yang tunggal, yang telah mati menanggung dosa manusia, lalu bangkit dan naik ke Sorga, dan setiap yang percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat akan menerima hidup kekal bersama-Nya nanti. Itulah mengapa Injil dikatakan sebagai kabar baik (good news) karena itu benar-benar berita yang indah untuk didengar! Injil adalah kabar yang membawa sukacita bagi yang mendengar dan menerimanya dengan iman.
Nah, pertanyaannya sekarang, bagaimana kita memberitakan Injil Kristus ini dalam keseharian kita? Tentu saja rasanya aneh kalau kita menghampiri orang tidak dikenal dan langsung menjabarkan isi Injil keselamatan tersebut bukan? Itulah mengapa penting kita mengerti kembali definisi mengabarkan Injil adalah menjadi saksi Kristus ke mana pun kita pergi baik dalam perkataan maupun perbuatan. Jangan berpikir bahwa keselamatan orang tertentu adalah sepenuhnya tanggung jawab kita. Peran kita adalah menjadi saksi, menabur kasih, menghadirkan pribadi Kristus melalui kehidupan kita.
Kita tidak sendirian dalam melakukannya karena perintah ini ditujukan untuk seluruh orang percaya. Misalnya, nih, ada seorang perempuan bernama Daisy yang menanam benih kasih dalam kehidupan Audrey. Daisy menunjukkan adanya perbedaan dalam hidupnya sejak menerima Kristus. Ia mengampuni orang tuanya yang mengabaikannya. Ia lalu memperhatikan Audrey di saat ia sulit. Hal tersebut kemudian berkesan dalam hati Audrey. Namun, Daisy belum pernah berbicara secara verbal tentang Kristus kepada Audrey. Beberapa waktu berlalu, Audrey memiliki teman baru bernama Jess. Karena sebelumnya hati Audrey sudah melembut karena pernah mencicipi kasih Tuhan, ketika Jess memberitakan Injil Keselamatan secara verbal, Audrey dengan senang hati menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya. Kemudian Audrey pun menjadi saksi Kristus dan membagikan pengalamannya bersama Tuhan kepada orang lain.
Paulus berkata demikian, ”Sebenarnya siapakah Apolos itu? Dan siapakah Paulus? Kami hanya pelayan-pelayan Allah, yang sudah membimbing kalian untuk percaya kepada Kristus. Kami hanya menjalankan pekerjaan yang ditugaskan Tuhan kepada kami masing-masing. Saya menanam dan Apolos menyiram, tetapi Allah sendirilah yang membuat tanamannya tumbuh. Jadi yang penting adalah Allah, sebab Dialah yang menumbuhkan. Yang menanam dan yang menyiram tidak penting; keduanya adalah sederajat. Masing-masing akan menerima upah menurut jerih payahnya.” -1 Korintus 3:5-8
Mengabarkan Injil akan menjadi berat bila kita beranggapan kita sendiri yang harus menanam, menyiram, bahkan sampai memberikan pertumbuhan. Kembali lagi, keselamatan seseorang bukanlah sepenuhnya tanggung jawab kita sendiri. Namun, kita dapat melakukan bagian yang kita bisa lakukan saat ini ibarat menanam benih ke tanah hatinya, dan ke depannya orang lain dapat menyirami benih tersebut. Meskipun demikian, kita harus mengingat bahwa hanya Allahlah yang memberi pertumbuhan. Kalau kita memiliki sudut pandang seperti itu, tentunya mengabarkan Injil bukan menjadi sesuatu yang berat lagi bukan?
Satu kunci dalam menabur benih berita keselamatan yang efektif adalah dengan membangun hubungan dengan orang tersebut. Ibaratnya kita akan lebih mempercayai rekomendasi produk tertentu dari teman baik kita daripada rekomendasi orang yang tidak dikenal. Ketika hubungan sudah terjalin, kita dapat membagikan pengalaman pribadi kita dengan Kristus. People love stories. Orang suka dengan kisah nyata kehidupanmu yang mungkin sangat relevan dengan apa yang mereka alami. Itulah mengapa kesaksian melalui perbuatan dan perkataan tidak dapat dipisahkan. Ketika seseorang menyaksikan karya Kristus nyata dalam hidup kita maka perkataan kita akan menjadi lebih dapat dipercayai. Bayangkan saja ada teman yang merekomendasikan produk kecantikan tertentu pada kita. Bila ia telah memakainya dan wajahnya terlihat mulus, bersih, dan bersinar, tentu kita tidak akan ragu mencoba produk yang ia pakai juga. Kehidupan kita pun perlu menghadirkan Kristus dalam orang lain. Seorang evangelis bernama Becky Pippert pernah erkata, ”Ketika berbicara tentang penginjilan personal, mari kita jangan ulangi cara jaman dulu dengan memberitakan kebenaran dengan sedikit hubungan. Atau juga jangan memakai cara baru yang semuanya tentang hubungan dengan sedikit kebenaran. Mari kita ikuti pola Alkitabiah dengan membagikan keindahan dan kebenaran Injil dalam konteks hubungan yang otentik dan sejati.”
Dalam Alkitab tertulis, "Semua orang yang berseru kepada Tuhan, akan selamat." Tetapi bagaimanakah orang dapat berseru kepada Tuhan kalau mereka belum percaya? Dan bagaimanakah mereka dapat percaya kepada Tuhan kalau mereka belum mendengar tentang Dia? Juga, bagaimanakah mereka dapat mendengar tentang Tuhan, kalau tidak ada yang memberitakan? Dan bagaimanakah orang dapat membawa berita itu kalau mereka tidak diutus? Di dalam Alkitab tertulis begini, "Alangkah baiknya kedatangan orang-orang yang membawa Kabar Baik dari Allah!"
Roma 10:13-15 [BIS]
Setiap orang memiliki cerita yang berbeda-beda untuk dapat mengenal Kristus. Tidak semua orang mungkin dapat membaca Alkitab dari awal sampai akhir yang berisi 66 kitab itu. Namun, setiap orang dapat membaca kitab ke-67, yaitu hidup kita yang penuh dengan kasih Kristus. Kita adalah kitab terbuka di mana orang dapat mengenal Kristus. Jadi marilah kita menjadi saksi-Nya ke mana pun kita pergi, taburlah benih kasih, siramilah tanah hati mereka, dan biarkan Tuhan memberikan pertumbuhan!