Disiplin Rohani Pribadi, Masih Perlukah?

14 Juni - Disiplin Rohani Pribadi Blog.jpg

by Poppy Noviana

Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
(1 Timotius 3:16) 

Kesuksesan = Kesempatan + Kesiapan

Siapa yang setuju dengan formula di atas? Boleh banget untuk sharing ya di kolom comment, karena kami sangat senang mendengar kesaksian kalian dalam menerapkan disiplin rohani pribadi. Siapa tahu, sharing dari Pearlians bisa menginspirasi mereka yang sedang cari kebiasaan baru dalam menerapkan hidup yang lebih nyata saat mengikut Yesus. Nah, di artikel kali ini, kita akan membahas faktor Kesiapan, karena Kesempatan adalah faktor yang tidak bisa dikontrol, sedangkan Kesuksesan adalah hasil atau konsekuensi logis dari kehadiran dua faktor tersebut.

Saya harap beberapa tips yang saya bagikan ini dapat menginspirasi kalian. Tips berikut dikutip dari https://jamesclear.com/habit-guide, yang memaparkan penelitian dari Duke University yang menyatakan habits account for about 40 percent of our behaviors on any given day. Jadi bagaimana ya, strateginya untuk bisa punya disiplin diri akan sesuatu pendisiplinan kebiasaan baru, khususnya di area kerohanian?

1. Kenalilah dirimu sendiri. Apa sih, yang membuat kamu lemah, dan apa motivasi dalam dirimu?

Kalau mau memulai sesuatu, jangan membuat ekspektasi yang muluk-muluk. Kita mengidentifikasi kebutuhan masing-masing dan, “Mulai aja dulu,” kalau kata salah satu e-commerce ter-hits di zaman ini. Kita juga memulai sesuatu dari yang sederhana dan tetapkan tujuan untuk tidak gampang menyerah. Sebagai contoh, salah satu hal yang membuat saya lemah adalah harus bangun pagi. Ternyata penyebab kesulitannya adalah karena saya tidur telalu malam, dan akhirnya saya putuskan untuk mempercepat waktu tidur saya dengan mengeliminasi kegiatan scroll Instagram di malam hari.

2. Mulai dari yang sederhana dan rutin

Kita perlu membiasakan diri untuk setia pada perkara yang kecil ya, Pearlians, lalu memupuk dan menyirami motivasi kita dengan hal-hal yang menguatkan. Misalnya membaca Firman Tuhan di waktu luang (berbeda dari saat teduh, tentunya), merencanakan untuk berdoa di waktu khusus, maupun mendengarkan kesaksian mengenai pengalaman selebriti (atau orang-orang lainnya) yang mengalami Tuhan (experiencing God) melalui Youtube/podcast/lagu. Buat harimu dalam menerapkan habit baru itu, semenyenangkan mungkin, dan affordable. Jika Tuhan sudah memberikan banyak fasilitas seperti saat ini, apakah masih ada alasan untuk excuse dari memupuk kerinduan mengenal-Nya secara pribadi?

3. Bagilah kebiasaan-kebiasaan pendispilinan barumu ke dalam beberapa tahapan kecil

Contohnya yang saya lakukan adalah membaca satu ayat setelah bangun di pagi hari dan merenungkannya selama 10 menit. Malam harinya, saya akan membaca keseluruhan isi renungan hari itu dan merenungkannya sampai saya menjelang tidur. Jadi, waktu yang saya perlu alokasikan mulai dari 30 menit, tapi berdampak besar buat sepanjang hari.

4. Lakukan evaluasi secara berkala 

Jangan lupa memeriksa progress perkembangan kita secara mingguan, ya. Apakah kita merasa habit baru ini cukup bermanfaat bagi kehidupan kita? Apakah hal itu membuat kita lebih produktif? Apakah perlu ada sedikit perubahan pada habit tersebut? Ah, iya. Kita perlu selalu membuat ruang untuk perbaikan bagi kemajuan kita. Jika ada teman sparing yang bisa diajak bertumbuh bareng, maka kehadirannya akan lebih seru dan membantu kita untuk menciptakan atmosfer yang lebih kondusif dalam membangun habit baru. Contohnya, kita bisa membagikan pergumulan mengenai habit tersebut kepada teman-teman komsel, sehingga mereka bisa mendoakan dan ikut mendukung kita dalam menerapkannya.

5. Sabar dan temukan keseimbanganmu dalam berdisiplin

Hindari pendisiplinan yang terlalu ketat atau terlalu longgar, supaya kita menemukan ruang terbaik untuk melanjutkan keberlangsungan kebiasaan baru ini, lalu lanjutkan sampai suatu hari saat kesempatan itu ada. Alasannya karena momen kesiapan bertemu dengan kesempatan akan berbuah kesuksesan. Biasanya, kesuksesan kecil akan menambah amunisi kita untuk tetap berjalan dalam kedisiplinan yang  lebih lagi dan lagi—sampai serupa Kristus. Jadi, disiplin rohani bukan hal yang mustahil, kan? Asalkan ada niat untuk menanggapi kegelisahan yang Allah hadirkan dalam hidup kita, Dia jugalah yang akan memampukan kita untuk bertumbuh dalam proses membangun habit baru ini.

Berikut adalah beberapa disiplin rohani yang dapat menjadi inspirasi pertumbuhan rohani Pearlians:

  • Saat teduh di pagi hari / malam hari

  • Aksi sosial kepada orang terlantar, difabled, janda, dan panti sosial

  • Bertumbuh dalam komunitas rohani seperti komsel / KTB / perkumpulan orang dewasa rohani

  • Pendalaman Alkitab

  • Mengambil langkah untuk pelayanan

  • Mentoring dan Pemuridan

  • Pergi bermisi

Ini hanya beberapa cara yang bisa dijadikan inspirasi untuk memiliki kehidupan rohani yang lebih diperkaya. Cara yang saya sebutkan itu bukan untuk membatasi kreativitas Pearlians, karena Pearlians-lah yang paling memahami kebutuhan dan kesesuaian cara yang terbaik untuk memulai hubungan dengan Tuhan melalui kerendahan hati dan konsistensi setiap hari. Yuk, kita menikmati momen-momen indah dalam pengenalan akan Allah (baik secara pribadi maupun komunal), karena Dia selalu menunggu kita untuk siap menjumpai-Nya melalui berbagai konteks kehidupan masing-masing.  

Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
(1 Korintus 15:33)

Previous
Previous

Membangun Karakter, Kapasitas dan Kapabilitas Dalam Persekutuan

Next
Next

Harga Mati sebuah Kemenangan