Fight for Holiness

by Benita Vida

KUDUS.

Apa yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata KUDUS?

Hmm, satu kata yang membuat kita agak merinding ya. Rasanya kata KUDUS itu juga agak berat buat kita, iya kan?

Pertanyaan berikutnya adalah, apakah kita bisa menjadi KUDUS?

Nah, hari ini mari kita coba membahas sedikit tentang KUDUS.

KUDUS dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti suci, murni. Dalam Bahasa Inggris., KUDUS atau HOLY, berarti “Associated with GOD” alias “terhubung dengan Allah”. Dari arti kata KUDUS ini, baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris, kita bisa mengerti bahwa KUDUS berarti tidak ada cela, tidak ada cemar dan kotoran, tidak ada noda sama sekali, saat kita terhubung dengan Allah.

Tapi apakah mungkin kita bisa seperti itu? Apakah mungkin dalam kehidupan sehari-hari, di tengah-tengah dunia yang cemar ini, kita bisa hidup kudus? Kok sepertinya sangat sulit dan terdengar agak mustahil ya. Siapa yang setuju?

Tapi, meskipun sulit, Firman Tuhan berkata, kita harus kudus karena Tuhan kita kudus.

“sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”
(1 Petrus 1:16)

Sebagai anak-anak Tuhan, kita tentunya harus memiliki kesamaan sifat dengan Bapa kita di Surga, supaya dunia bisa melihat mengapa kita disebut sebagai anak-anak-Nya.

Dalam bahasa aslinya, KUDUS dalam 1 Petrus 1:16 merupakan kata sifat dan memiliki arti “set apart by God” (“dipisahkan oleh Tuhan”) atau “different” (“berbeda”). Dari bahasa aslinya kita mengerti bahwa ketika Tuhan berkata kita harus kudus karena Tuhan kudus, kita sedang Tuhan pisahkan dengan dunia supaya kita berbeda dengan dunia. Waktu kita menyandang status sebagai anak-anak Tuhan, maka kita harus memiliki kesamaan sifat dengan Tuhan, memiliki ciri khas Tuhan, salah satunya yaitu kudus.

Banyak hal di dunia ini yang tidak sejalan dengan Tuhan. Karakter yang diakui dan dianggap baik oleh dunia pun belum tentu sejalan dengan Tuhan. Jadi, jangan heran sewaktu kita mau menjadi kudus, kita dipandang rendah oleh dunia, karena memang kita dipanggil untuk dipisahkan dari dunia dan menjadi milik Tuhan, seperti yang dikatakan dalam Imamat 20:26.

“Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus  dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku.”
(Imamat 20 : 26)

Saat yang lain memilih melakukan apapun asal dapat berhasil, kita memilih menjadi jujur dan mengikuti aturan main yang ada. Rasanya seperti “ada yang gampang kok malah pilih yang susah”. Yeps! Memang sepertinya berputar-putar dan mempersulit diri sendiri. Tapi, memang anak Tuhan seharusnya menjadi berbeda dari dunia. Sebagai anak Tuhan, justru kita bersukacita saat kita dipandang berbeda, karena itu berarti kita semakin serupa dengan Tuhan, sifat KUDUS kita semakin mendekati karakter Tuhan, bahkan Alkitab mencatat saat kita kudus, kita akan melihat Allah.

“….kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.”
(Ibrani 12 : 14)

Lalu, apakah kita bisa langsung jadi kudus? Seperti berubah jadi Power Rangers? Apakah begitu kita mau, kita langsung jadi kudus? Tentu tidak ya! Menjadi kudus itu perjuangan. Dikatakan dalam Ibrani 12 : 14, kita harus mengejar kekudusan, yang artinya ada usaha untuk menjadi kudus.

Dalam Bahasa aslinya, “Kekudusan” juga memiliki arti “being progressively transformed by the Lord into His likeness” (menjadi secara progresif berubah menjadi seperti Tuhan). Disini kita mengerti bahwa kekudusan itu bukan langsung didapat seperti kita membeli sesuatu. Di dalam kekudusan ada proses yang nyata, usaha dan perjuangan, dan harga yang harus dibayar untuk menjadi kudus. Berat? Sangat! Susah? Ga usah ditanya!

Apakah kita bisa? Yes! Pasti! Kenapa? Karena Tuhan tidak akan pernah memberikan suatu perintah yang tidak bisa kita lakukan. Tuhan tahu kok kalo kita tidak sempurna karena benih kejahatan saat Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Yang paling penting, Tuhan paling paham seperti apa manusia, karena Dia pun pernah merasakan jadi manusia. Kalau manusia Yesus bisa kudus, maka kita pasti bisa!

Duh, tapi nanti pasti banyak salah! Pasti jatuh bangun! Kan kita bukan Yesus… Girls! Siapa sih yang tidak pernah berbuat dosa, bahkan Musa yang sering bertatap muka dengan Allah pun bisa berbuat dosa. Kita itu manusia, nature-nya memang berdosa, karena manusia pertama sudah tergoda Iblis. Kita itu sumber kesalahan. Kalau kita sudah bisa melakukan segala sesuatu dengan sempurna tanpa salah, tanpa jatuh bangun, Tuhan tidak perlu lahir dan mati buat kita, kan? Jadi, jangan takut berbuat salah, salah itu wajar dan salah itu yang menjadikan kita manusia. Yang penting kita tahu tujuan kita dan tidak melakukan kesalahan yang sama terus-terusan. Waktu kita salah dan jatuh, datanglah dengan kerendahan hati kepada Bapa dan mintalah pengampunan. Bukankah Dia Bapa yang penuh kasih? Jika bapamu di dunia saja memaklumi kesalahanmu, apalagi Bapamu di Sorga? Dia tahu itu sulit tetapi bukan tidak mungkin.

Pearlians, kita sama-sama tahu bahwa menjadi KUDUS di tengah kelicikan dunia itu sangat sulit! Tapi, yuk, kita berjuang sama-sama! Tuhan tidak akan tutup mata, kok. Saat kamu berjuang untuk menyenangkan hati Allah, apa yang tidak Tuhan lakukan untukmu? Dia pasti turun tangan membela perkara kita. Apapun keadaanmu, pilihanmu, kegalauanmu, pilihlah menjadi KUDUS dan berbeda supaya orang bisa melihat siapa Bapamu di Sorga! Selamat berjuang! Kita pasti bisa!

Previous
Previous

Sanctified For Living In The Truest Sanctuary

Next
Next

Jadi Kudus itu (Nggak) Enak!