Blog Majalah Pearl
Sambil meminum secangkir teh,
selamat membaca artikel-artikel kami!
Suara Para Anonim
Akhir-akhir ini, penggunaan akun anonim dan pseudonim di media sosial cukup naik daun karena beberapa pengguna akun tersebut membantu mengungkap kasus kriminal maupun memberikan informasi mengenai dengan skandal figur publik. Melihat peristiwa seperti ini, publik dapat menyaksikan keuntungan dari menggunakan akun anonim. Cukup banyak yang mendukung, bahkan membantu menyebarkan informasi atau memberikan informasi terkait kasus yang diusut.
Empat Kunci untuk Berhenti Menghanyutkan Diri dari Media Sosial
Adakah dari Pearlians yang suka lupa waktu ketika memakai media sosial? Jika ya, Pearlians tidak sendirian karena saya juga mengalaminya. Hehehe… Secara pribadi, saya bukan kecanduan gadget, sih… Saya tetap akan berhenti dan memberi waktu penuh pada pekerjaan lainnya. Namun, saat media sosial menampilkan quotes yang nampol, perhatian saya jadi sangat mudah teralihkan. Rasanya gatel kalau nggak scrolling, nggak update sesuatu, nggak kasih respons atau say hi di media sosial. Hayo, ada yang begini juga, nggak?
Holiness in Parenting
Peribahasa Tionghoa kuno mengatakan, “Menegakkan sebatang pohon memerlukan waktu 10 tahun, mendidik seorang manusia dengan sukses memerlukan waktu 100 tahun.” Nah, kata “dengan sukses” di sini tentu bisa punya banyak makna, ya. Namun, apabila dilihat dari kacamata Kekristenan, mendidik anak dengan sukses berarti, “Menjalankan prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan dalam pola pengasuhan dan selalu memohon pertolongan-Nya.”
Siapa Takut jadi Beda?
“Aduuh, kamu ga usah sok suci deh! Yang lain aja ngelakuin, masa kamu ga mau? Itu mah sudah biasa, ga usah terlalu polos!”
Nah, siapa yang sering denger kata-kata ini? Kata-kata ini biasanya kita dengar kalau kita akan mengambil pilihan yang berbeda dari pilihan dunia. Biasanya keputusan kita itu adalah sesuatu yang menyenangkan hati Allah, sesuai perintah Allah, tapi aneh di mata dunia.
How to be Holy, when We Feel We are Not
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kudus adalah “suci dan murni”. Kalau dibilang bahwa sebagai orang percaya kita adalah orang-orang kudus, maka itu berarti Tuhan memanggil kita untuk menjadi suci dan murni. Pertanyaannya, bagaimana kita dapat menjadi kudus?
God is Holy, So What?: Ulasan Buku “Holier than Thou”
“Kalau Allah itu kudus, maka Ia tak berdosa.
Kalau Allah tak berdosa, maka Ia tak bisa berbuat dosa padamu.
Kalau Allah tak bisa berbuat dosa padamu,
tidakkah itu membuat Allah sebagai pribadi yang terpercaya?”
Kutipan tersebut berada di sinopsis buku Holier than Thou.
Menjadi Kudus, Membayar Harga
“Lupa tadi, taro di mana yah itu barang? Padahal barang itu aku simpen ditempat yang aman, saking amannya aku lupa taro di mana. Huft.“
Nah, lo… Siapa yang pernah ngalamin ini? Saking mau memperkuat proteksi, barang tersebut dipisahkan dari barang yang lain, diletakan pada tempat paling aman, dan tersembunyi. Bila perlu, anti rayap, suhu kondusif, pencahayaan yang cukup, dan lain-lain. Namun, manusia ya ada aja lupanya, karena apa pun yang kita pisahkan dari kondisi pada umumnya, tetap ada risikonya: Bisa hilang, rusak, atau jadi sangat terawat karena mendapat tempat khusus yang dikondisikan perawatannya. Lalu, apa hubungannya dengan pembahasan kita di Pearl kali ini?
Sanctified For Living In The Truest Sanctuary
“Bagi saya, berada di rumah terasa seperti sedang diproses dalam ‘api penyucian’.” Kalimat tersebut diungkapkan oleh teman saya pada akhir 2020, ketika dia menceritakan pengalamannya selama di rumah—sejak pandemi Covid-19 mengharuskan kami untuk #belajardirumahaja/#belajardiasramaaja
Fight for Holiness
KUDUS. Apa yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata KUDUS? Hmm, satu kata yang membuat kita agak merinding ya. Rasanya kata KUDUS itu juga agak berat buat kita, iya kan? Pertanyaan berikutnya adalah, apakah kita bisa menjadi KUDUS?
Jadi Kudus itu (Nggak) Enak!
Kalau bicara tentang “hidup yang dikuduskan”, apa yang langsung terbayang di benakmu?
Harus hidup dengan pakaian serba tertutup dari atas sampai ke bawah?
Hanya mau mendengarkan dan menyanyikan lagu-lagu rohani?
Hanya mau bergaul dengan sesama orang Kristen?
Hanya memakan makanan yang “halal”?
Mungkin masih ada pikiran-pikiran lain yang bermunculan, sampai akhirnya ada satu pertanyaan yang—sebenarnya—ingin dihindari, tapi hati kita tidak bisa berbohong:
“Kok, rasanya jadi orang Kristen berat amat, ya?”
Menjadi Teladan Bagi Orang Percaya
Sebagai orang Kristen, sering kali kita terlalu menyibukkan diri dengan banyak hal tetapi melupakan hal esensial yang sesungguhnya di dalam hidup Kekristenan. Kita hadir di dalam kebaktian, berdoa meminta berkat dan memohon Tuhan menjaga dan menjauhkan kita dari marabahaya, memohon kesembuhan, dan banyak berkat lainnya. Hal ini tidak salah, tetapi ada hal yang jauh lebih penting dari sekedar mendapatkan semua itu, yaitu hidup mengenal dan bergaul dengan Allah itu sendiri. Agar bisa mengenal Allah, kita harus membaca dan merenungkan Firman-Nya dan berkomunikasi dengan-Nya melalui doa. Hidup bergaul dengan Allah berarti kita mencari kehendak dan pimpinan-Nya, menjalani hidup dengan bergumul bersama-Nya.
Dikuduskan oleh Firman
Siapa sih, di zaman ini yang bisa hidup kudus? Kalau zaman dulu, konsep kekudusan itu mempersembahkan korban bakaran dengan syarat dan ketentuan dari Tuhan, karena hukum Taurat berisi acuan hidup yang paling relevan kala itu. Lantas, bagaimana dengan kita yang ada di zaman sekarang?
Tidak Bercela
Saya teringat seorang teman yang bertanya kepada saya, bagaimana mungkin saya bisa menerima kenyataan bahwa saya difitnah di pengadilan dan menyaksikan lawan yang saya gugat bersumpah di atas Alkitab bahwa mereka tidak bersalah. Padahal, sudah jelas mereka melanggar kontrak kerja dengan pemecatan sepihak atas dasar pandemi. Apakah semua orang Kristen semunafik dan sejahat itu?
Hidup Dalam Kebenaran
Bayangkan kita mendapatkan hadiah berupa berlian 18 karat dengan kualitas 4C (Color, Clarity, Cutting, Carat) yang tinggi. Apa yang akan kita lakukan? Menaruhnya di sembarang tempat? Tentu tidak, bukan? Kita akan menaruh di kotak perhiasan—bahkan di kotak tersendiri—lalu kita masukkan ke brankas perhiasan supaya aman. Pastinya kita tidak akan mau menukarnya dengan berlian 18 karat dengan kualitas 4C rendah, kan?
Hidup dalam Anugerah dan Kekudusan
Saat membicarakan anugerah, orang Kristen umumnya akan mengingat anugerah terbesar yang telah mereka terima di dalam hidupnya. Anugerah apakah itu? Ya, benar. Anugerah keselamatan. Penebusan Kristus adalah anugerah terbesar dalam hidup orang percaya karena sebenarnya kita tidak layak menerimanya, dosa dan pelanggaran kita terlalu besar. Hanya melalui penebusan Kristus kita layak diselamatkan. Krsistus telah mati supaya kita hidup bagi Dia. Bagaimana seharusnya kita hidup setelah menerima anugerah keselamatan dari-Nya?
Ada Mereka di Antara Kita
Ada Mereka di Antara Kita. Well benernya gue mo nulis soal pentingnya komunitas sebelum dan saat pacaran. Karena itu kepikiran bikin judul "Ada Mereka (baca: Tuhan, ORTU, pemimpin KTB/Komsel/Cell Group, temen2) di Antara Kita."