Kasih yang Nyata

by Benita Vida 

Desember sudah tiba!! Siapa yang sudah tidak sabar menyambut Natal? Desember adalah bulan yang paling aku sukai karena kita merayakan Natal, hari yang mengingatkan betapa Tuhan mengasihi kita. Hehehe… Tapi kali ini kita belum membahas Natal, melainkan kita mau melihat dan mengerti lebih dalam bagaimana kepedulian kita terhadap lingkungan terutama sesama kita yang membutuhkan. Let’s see, ya!

Pearlians, pasti kita pernah, dong, melihat orang-orang yang membutuhkan bantuan di jalan. Pasti banyak dari kita yang tergerak hatinya oleh belas kasihan untuk bisa membantu orang-orang seperti itu. Banyak orang sekitar kita yang kurang beruntung dan membutuhkan banyak bantuan dalam bentuk nyata atau materi, bukan hanya dalam bentuk doa. Sadarkah kita bahwa kita sangat diberkati oleh Bapa di Surga? Namun ternyata berkat yang diberikan bukan hanya untuk kita nikmati sendiri, loh… kita pun harus membagi berkat tersebut kepada orang lain! Sebuah lagu oleh Bobby Febian memiliki lirik yang cukup to the point:

 

Oh betapa indahnya hidup kita jalani

Tiada waktu terlewat tanpa bahagia

Mari lihat keluar terkadang kita lupa

kita tak sendiri

menikmati indahnya hidup yang diberikan

oleh Sang Pencipta

Bagaimana dengan mereka yang menjerit kar'na lapar

dan hidup dari belas kasihan orang s'perti kita?

Bagaimana dengan mereka yang tak punya apa-apa

apa yang tlah kita buat?

Kar'na kita diciptakan

Untuk berbagi hidup dengan mereka

 

Pearlians, sebagai seorang pengikut Kristus (alias orang Kristen yang bukan hanya berdasarkan KTP atau ikut-ikutan saja), kita tahu bahwa kita dipanggil untuk keluar dan menjadi berkat, menjadi garam, dan menjadi terang bagi orang-orang yang belum mengenal Tuhan. Pelayanan kita di dalam gereja memang baik, tetapi ternyata masih banyak orang di luar sana yang membutuhkan pelayanan, hanya saja bukan pelayanan doa dan spesifik tentang Yesus. Bagaimana cara kita menunjukkan bahwa ada Yesus yang hidup di dalam kita? Salah satu caranya adalah memberi tindakan nyata bagi mereka yang belum mengenal Yesus. Berdoa bagi mereka adalah baik, tetapi lebih baik lagi ada suatu tindakan nyata yang menolong bahkan mengubah hidup orang lain. Terkadang tindakan kita pun tidak perlu membawa embel-embel Kekristenan atau menyebut-nyebut Yesus dengan harapan seseorang diubahkan dan mengenal Yesus, karena hanya Tuhanlah yang mampu mengubah hati seseorang. Marilah kita melakukan bagian kita dengan dasar kasih tanpa berharap apapun (termasuk berharap orang mengenal Yesus) dan menyerahkan apa yang menjadi bagian Allah.

Dulu, aku termasuk orang yang beranggapan bahwa pelayanan di dalam gereja lebih penting dan lebih nyaman karena aku bisa leluasa untuk memberitakan kekristenan dan lebih leluasa menunjukkan kebaikan Tuhan di dalam hidupku. Namun, suatu hari, Tuhan mengirimkan satu orang sahabat yang mengajak untuk pelayanan ke jalan. Pelayanannya sederhana: hanya membagi makanan di jalanan ke orang-orang yang membutuhkan di masa pandemi ini. Awalnya aku cuma ikut untuk membantu, tapi ternyata pelayanan di jalan ini mengubah sudut pandangku, bahwa melayani di dalam itu penting tetapi lebih penting melayani di luar. Kalau kita mau jadi terang tentu kita harus pergi ke tempat yang gelap, bukan?

Doa itu penting, tetapi saat orang membutuhkan makanan, doa tidaklah mengenyangkan. Kasih adalah tindakan dan bukan hanya ucapan. ketika kita berkata kita memiliki kasih maka kita akan melakukan tindakan nyata untuk membuktikan kasih itu. Bukankah Yesus pun lahir dan mati bagi kita dan dunia saat Dia berkata Dia mengasihi kita? Namun, mungkin banyak dari kita yang juga takut tidak bijak dalam melakukan tindakan kasih, misalnya takut uang yang sudah diberikan disalahgunakan atau mungkin orang yang dibantu bukan orang yang tepat. Pearlians, yang aku pelajari selama membagikan makanan di jalan adalah bagian kita untuk memberi dan menolong karena yang Tuhan lihat adalah hati kita untuk memberi dan menolong. Percayalah, semakin hati kita rindu, maka semakin nyata tuntunan Tuhan kepada siapa kita harus memberi dan menolong.

Dalam pengajaran-Nya, Yesus berkata bahwa saat kita menolong dan membantu orang-orang yang tersisihkan, kita sedang melakukan itu untuk Tuhan:

“Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” —Matius 25 : 40

Ketika hari penghakiman tiba, bukan hanya doa-doa dan pelayanan kita di dalam gereja yang dilihat, tetapi juga pelayanan kita untuk membantu orang-orang yang tersisihkan yang kita lakukan sebagai tindakan nyata sebuah kasih dan untuk Tuhan. Oleh karena itu, Pearlians, jangan pernah berpikir kita tidak punya cukup materi atau berkat untuk menolong orang-orang yang tersisihkan. Kita tidak perlu memberi makan 100 orang supaya membuktikan kasih kita nyata, padahal kita juga membutuhkan biaya hidup. Satu orang yang kita bantu pun sudah menyenangkan hati Tuhan, karena tindakan kasih bukan berbicara tentang kuantitas tetapi kualitas kasih kita. Akan ada saatnya Tuhan menambahkan berkatmu untuk bisa memberi dan menolong lebih banyak, karena Tuhan tahu melalui kamu, kasih Tuhan dapat dinyatakan pada setiap orang yang membutuhkan. Bagaimana jika tidak demikian? Well, fokus kita dalam memberi bukanlah agar mendapatkan berkat karena bagaimanapun Tuhanlah yang berhak memberi, kan? Fokus kita adalah membagikan kasih Kristus pada orang lain dalam bentuk apa saja yang bisa kita lakukan. Kiranya melalui pemberian seperti inilah orang lain menemukan Kristus di dalam hidup kita. Selamat bertindak nyata dalam kasih Tuhan!

Previous
Previous

Melihat Yesus

Next
Next

Finding Balance in Turbulence