Masak Sendiri SaTe-mu
by Nidya Mawar Sari
Pandemi Covid-19 yang baru saja berlalu adalah suatu kesempatan buat saya untuk mencoba hal-hal baru. Salah satunya adalah mencoba membuat roti sendiri. Karena pada dasarnya saya tidak suka masak, saya mencari resep yang paling mudah. Ketika roti itu matang, dan memakannya, ada perasaan yang berbeda. Bukan karena roti itu lebih enak, tetapi ada rasa puas karena roti tersebut adalah hasil karya saya sendiri. Rasa puas itu bertambah ketika anak-anak suka roti buatan mamanya. Saya mulai paham mengapa ada banyak orang yang suka membuat roti sendiri, padahal roti jadi dijual dimana-mana dan mudah sekali ditemukan. Ada pengalaman menimbang, mengolah dan menunggu yang akhirnya terbayar saat menikmati roti. Kepuasan yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Puas pokoknya. Pengalaman membuat roti sendiri ini membawa saya pada pengalaman saya memasak makanan rohani bagi diri saya sendiri. Tentu saja tidak salah kita membeli makanan jadi seperti buku renungan sehari-hari, tapi ada sesuatu yang berbeda ketika kita mencoba untuk mengolah dan mempersiapkannya sendiri. Tentu saja ada yang harus kita persiapkan untuk mengolah makanan rohani sendiri. Kita juga perlu melakukannya langkah demi langkah sehingga mendapat hasil yang baik. Selain itu kita harus siap dengan tantangan yang mungkin akan menghalangi kita. Yuk, kita bahas satu per satu.
Masak roti itu enggak bisa buru-buru. Demikian juga dalam mempersiapkan makanan rohani kita sendiri. Sediakan waktu terbaikmu untuk bersaat teduh. Hindari bersaat teduh terburu-buru atau sambil melakukan kegiatan yang lain. Tuhan Yesus pun memiliki waktu pribadi bersama Bapa-Nya. Markus 1:35 menuliskan:
Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
Pilihlah waktu yang paling lega bagi kita untuk bersaat teduh, entah itu di pagi, siang, sore atau malam hari. Yang paling penting kita menyiapkan waktu untuk Tuhan, bukan menyisipkan waktu di tengah jadwal kita yang padat.
Untuk bersaat teduh, tentu saja kita perlu Alkitab, Firman Allah itu sendiri. Lebih baik jika kita menggunakan dari satu terjemahan Alkitab. Untuk bahasa Indonesia, terjemahan yang lebih luwes seperti Firman Allah Yang Hidup (FAYH) dan Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK) akan membantu kita untuk memahami apa maksud dari bacaan yang kita baca saat itu. Untuk memahami pesan firman Tuhan, kita perlu membaca konteksnya. Hal ini dapat kita cari di commentaries yang terpercaya.
Hal selanjutnya yang kita perlukan adalah reading plan atau rencana bacaan. Rencana bacaan bisa mencakup membaca kitab secara berurutan atau bisa juga berupa topik, misalnya tentang kasih, pengampunan, atau topik lainnya. Kita bersyukur saat ini ada banyak website yang menyediakannya. Pastikan kita sudah mencatat ayat-ayat mana saja yang ada dalam rencana tersebut sehingga kita tidak perlu bolak balik buka website tertentu untuk melihat bahan bacaan setiap hari. Kita juga perlu alat tulis dan buku jurnal untuk mencatat apa yang kita dapat hari itu. Perlians juga dapat menggunakan aplikasi note untuk menjurnal. Letakan semua peralatan kita di satu tempat sehingga kita tidak perlu mencari kesana kemari ketika akan bersaat teduh.
Ketika semua perlengkapan sudah lengkap, mari kita mulai memasak. Ikutilah langkah-langkah berikut ini.
1. Mulailah selalu dengan doa.
Berdoalah agar Tuhan memberikan anugerahNya bagi kita untuk mengerti Firman Tuhan hari itu. Doa memulai saat teduh tidak perlu doa yang panjang, tetapi doa yang tulus menyatakan kesiapan hati kita untuk menerima Firman hari itu. Dalam doa ini juga kita menunjukkan kerendahan hati kita sebagai manusia yang sangat terbatas yang tidak akan mampu memahami hikmat yang tersembunyi dalam Firman Tuhan jika bukan Tuhan sendiri yang membukakannya bagi kita.
2. Bacalah bagian Firman Tuhan pelan-pelan.
Firman Tuhan itu adalah surat cinta dari Tuhan. Tentu saja kita tidak membaca surat cinta buru-buru, bukan. Bahkan kita akan membacanya berulang-ulang. Ya, membacanya berulang-ulang. Biasanya, ketika kita membaca beberapa ayat berulang-ulang, ada satu atau dua kata yang merema. Baca juga terjemahan lain untuk membantu kita mengerti makna dari ayat-ayat tersebut.
3. Baca tafsirannya.
Alkitab sejatinya adalah surat-surat yang ditulis berdasarkan hikmat Allah sendiri. Tentu saja surat-surat tersebut memiliki pembaca pertama. Kita perlu memahami konteks dimana ayat-ayat tersebut ditulis. Berbahaya sekali kalau sampai kita memahami Firman Tuhan dalam konteks yang salah. Untuk itulah kita perlu membaca commentaries atau tafsiran dari ayat-ayat yang kita baca.
4. Tulis jurnalmu.
Setelah selesai membaca, tulislah hal-hal baru apa yang didapat hari itu. Adakah Firman Tuhan menegur sikap kita? Adakah janji Tuhan yang diberikan? Adakah penghiburan yang kita terima? Apakah Firman Tuhan menuntunmu untuk membuat satu komitmen hari ini? Catat itu dalam jurnal kita! Kita juga boleh mencatat pertanyaan jika ada hal yang belum kita pahami.
5. Bagikan kepada temanmu.
Walaupun tidak selalu, saya suka membagikan hasil perenungan saya kepada teman-teman dekat saya. Terkadang juga saya mengunggahkan di media sosial saya. Saya rindu Firman Tuhan yang telah menegur dan menguatkan saya juga dapat menjadi berkat bagi teman-teman saya. Ada sukacita tersendiri ketika Firman yang kita bagikan ternyata pas dengan pergumulan dari teman-teman kita juga. Tentu saja, tidak perlu setiap hari.
Apakah setiap hari selalu mendapatkan hasil perenungan yang menggetarkan hati? Sama seperti kita tidak makan enak setiap hari, begitu juga terkadang kita merasa tidak makan apa-apa setelah saat teduh. Tidak mengapa. Tetaplah makan. Saya percaya tidak ada Firman Tuhan yang jatuh dengan sia-sia. Suatu hari nanti, Firman yang sudah kita baca akan berbicara pada kita ketika kita membutuhkannya.
Firman Tuhan adalah makanan yang bergizi bagi jiwa kita yang memampukan kita untuk terus bertumbuh dalam pengenalan kita yang benar akan Tuhan. Rasul Paulus mengingatkan dalam suratnya kepada jemaat di Kolose bahwa setelah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, kita perlu untuk terus berjalan dalam kebenaran Firman.
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. (Kolose 2:6-7)
Karena itu, Perlians, tetaplah semangat dalam saat teduhmu. Biarlah waktu saat teduhmu bukan hanya waktu-waktu untuk membaca renungan yang sudah ditulis oleh orang lain, tetapi membaca surat cintanya Tuhan. Galilah, dan temukan permata di dalam Tuhan yang beranugerah.