Blog Majalah Pearl
Sambil meminum secangkir teh,
selamat membaca artikel-artikel kami!
Masak Sendiri SaTe-mu
Pandemi Covid-19 yang baru saja berlalu adalah suatu kesempatan buat saya untuk mencoba hal-hal baru. Salah satunya adalah mencoba membuat roti sendiri. Karena pada dasarnya saya tidak suka masak, saya mencari resep yang paling mudah.
Pengalaman membuat roti sendiri ini membawa saya pada pengalaman saya memasak makanan rohani bagi diri saya sendiri.
Kecil Enggak, Besar Belum
“Anak remaja gue tu, minta ampun deh ya. Susaaah banget diajak ngobrol!”
“Nah, sama tu. Tapi kalo sama temennya, kok, kayak asik banget ya.”
“Iya. Uda gitu, buku ketinggalan terus. Jadwal ulangan juga ga peduli.”
“Tapi, kalo ditegur, malah galakan dia. Iya, kan?”
“Duh, kok kita senasib ya.”
“Iya loh. Kadang-kadang iri sama anaknya tetangga gue. Sama-sama udah remaja, tapi baik banget.”
“Udahlah, bukan rezeki lo. Hahaha…”
“Iya juga sih…”
Sekilas pembicaraan ibu-ibu yang anaknya sudah mentas remaja ini tidak asing lagi.
Yang Tabu Menjadi Perlu
“Nanti kalau kamu besar, kamu akan tahu hal itu.”
Demikian jawab Ibu ketika saya menanyakan tentang seks kepadanya. Hayo, siapa yang pernah mendengar (atau memberikan) jawaban serupa ketika ada pertanyaan mengenai seks?
Pernikahan Tanpa Anak
Hidup adalah tentang pilihan; dari hal sederhana seperti pilihan untuk bangun atau tarik selimut dan tidur lagi, sampai pilihan yang cukup serius seperti mau kerja di mana. Berbagai pilihan selalu menghiasi kehidupan kita karena kita tidak diciptakan sebagai robot yang ‘hidup’ sesuai dengan program. Namun, ada kalanya kita melakukan sesuatu bukan karena kita mau tapi karena ‘memang sudah seperti itu seharusnya’. Termasuk hal memiliki anak dalam pernikahan. Jalan hidup seseorang umumnya adalah menjadi dewasa, bekerja, menikah dan punya anak. Bahkan doa dan harapan yang paling sering terdengar pada hari pernikahan adalah “Semoga cepet dapat momongan, ya!” Padahal belum tentu demikian harapan sang pengantin.
Sepucuk Surat untuk Lelaki di Hatiku
“Dia, kan, anakmu sendiri. Kok, malah cemburu sama anak sendiri?” bisikku dalam hati. Aku tahu situasi demikian sebenarnya tidak baik untuk dibiarkan, tetapi aku sendiri pun tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk memperbaikinya.
Ada yang berpikir seperti itu juga kah?
Sebelum Aku Menjadi Ibu, Aku Perlu Tahu bahwa…
“Sayang, aku hamil!” seru Nina seraya menunjukkan hasil test pack-nya pagi ini ke Bobi, suaminya, yang baru saja bangun tidur.
Mata sang suami yang tadinya masi setengah tertutup langsung terbuka lebar seiring dengan senyumnya yang merekah, kemudian keduanya berpelukan. Sejak hari itu, Nina mulai mempersiapkan diri. Dia makan dan minum yang lebih sehat serta rajin kontrol ke dokter kandungan. Selain itu, ia juga membaca buku atau unggahan medsos tentang bagaimana mendidik dan membesarkan seorang anak. Bobi tidak mau kalah. Kini dia makin semangat bekerja karena ia tahu bahwa biaya melahirkan dan kebutuhan bayi nanti tidaklah murah. Bobi yang dulu suka nongkrong di kafe bareng temannya kini tidaklah demikian, karena ia simpan uangnya untuk kebutuhan bayinya nanti.
Ketika Saya Jatuh Cinta dengan Orang Lain
“Waktu aku perlu bantuan, bukan kamu yang ada, tapi dia. Ya gimana ga lama-lama aku juga jadi jatuh cinta sama dia?”
Masih ingat waktu itu saya berkata seperti ini ke pacar saya setelah membangun relasi selama 4 tahun…
Hati yang Tangguh
Delapan tahun menjadi guru SMA memberi saya kesempatan bertemu dengan ratusan orang tua dengan berbagai cara mendidik anak-anaknya. Ada yang rela mengantarkan buku yang tertinggal, ada yang masih saja mencatatkan jadwal ulangan anaknya, dan yang protes saat anaknya tidak naik kelas dan memindahkan ke sekolah yang lain. Namun, ada juga yang membiarkan anaknya gagal, menerima konsekuensi dari sekolah bahkan saat harus mengulang pelajaran di kelas yang sama.
Di balik semua cara itu, saya menemukan satu hal yang sama, yaitu setiap orang tua pasti menginginkan anaknya berhasil.
Panggilan Seorang Wanita
Waktu belum menikah, orang akan bertanya, “Kapan nikah?”
Waktu sudah menikah, orang akan bertanya, “Kapan punya anak?”
Waktu sudah punya anak satu, orang akan bertanya, “Kapan punya anak kedua dan ketiga?”
Jadi ibu rumah tangga, orang akan bertanya, “Ga sayang gelarnya? Susah-susah sekolah kok cuma di rumah aja?”
Jadi wanita karir, orang akan bertanya, “Ga sayang anak? Kok dibiarin sama mbak aja?”
Apakah ada Perlians yang pernah mengalaminya?
Smile, You are on Camera
Di rumah kita mungkin tidak ada CCTV, tetapi kalau ada anak-anak, maka mereka lebih canggih daripada CCTV—bahkan yang lebih mutakhir sekalipun. Kenapa begitu? Karena anak-anak tidak hanya merekam setiap perilaku, tetapi mereka meniru apa yang sudah mereka rekam. Siapa yang mereka rekam? Tantangan apa yang kita sebagai orangtua hadapi?
Purity in Sexuality
Setiap kali saya melihat pantai, saya teringat ucapan orang tua saya saat kami sedang bermain di pantai. Ayah saya selalu mengingatkan, “Mainnya jangan lewat batas tali ini ya,” sambil menunjuk pada tali pembatas yang terbentang lebar. “Kalau lewat tali itu berbahaya, nanti bisa tenggelam,” ayah saya melanjutkan ucapannya.
Tentu saja tali pembatas di pantai bukanlah satu-satunya batasan dalam keseharian kita. Namun sayangnya, tidak semua batasan tersebut jelas memisahkan mana yang boleh, dan mana yang tidak boleh. Salah satu yang banyak mencari pertanyaan anak-anak muda yang sedang menjalin cerita cinta adalah apa batasan sentuhan fisik dalam berpacaran.
A Woman after God’s Heart
“And the new Miss Universe is….. India.”
Seketika suasana dag-dig-dug di Universe Dome, Eilat, Israel, berubah menjadi perayaan besar. Sebuah mahkota yang sangat indah diberikan kepada Harnaaz Sandhu dari India yang dinobatkan sebagai Miss Universe 2021 pada bulan Desember lalu. Harnaaz Sandhu dan semua putri yang mengikuti ajang kecantikan tersebut pasti sudah diseleksi sesuai dengan kriteria dan standard yang ada, baik dalam hal fisik maupun intelektual. Standard tersebut membuat tidak semua wanita bisa menjadi putri di negaranya dan menjadi Miss Universe. Namun, ada satu standard yang bisa menjadikan kita semua, wanita Allah, “a woman after God’s heart”.
When the Good Things Shattered
Hari itu, kami mengadakan aktivitas mewarnai dengan cat air. Saya siapkan cat air beraneka warna dalam wadah untuk cat air sehingga warna-warna cerah itu tidak tercampur. Karena ada urusan, saya tinggalkan balita saya dengan kertas gambar dan cat airnya. Saat saya kembali, saya menemukan semua cat itu sudah tercampur jadi satu dan kertas gambar yang ga keruan bentuknya. Sudah tidak terlihat lagi yang mana yang warna kuning, merah, biru, hijau, ungu, jingga, pink, cokelat, atau hitam. Semua terlihat sama, yaitu hitam.
Begitulah ketika dosa masuk ke dalam dunia…
Harga Mati sebuah Kemenangan
Keadaan lapar juga pernah dirasakan oleh Tuhan Yesus. Setelah Ia dibaptis, Roh Kudus membawanya ke padang gurun. Di sana Ia berpuasa selama 40 hari, dan Ia juga dicobai oleh Iblis disana. Ada empat hal yang bisa kita pelajari tentang Iblis dan trick-nya saat mencobai kita.