Blog Majalah Pearl
Sambil meminum secangkir teh,
selamat membaca artikel-artikel kami!
Selfless Kindness
Pada suatu hari, seorang teman curhat di media sosial tentang bagaimana dia telah berbuat baik kepada banyak orang; bukannya dihargai, malahan orang-orang yang menerima kebaikannya ngelunjak dan ingin memanfaatkan kebaikannya. Saat diingatkan bahwa dia pernah melakukan kebaikan bagi orang itu, eh malah dapat tuduhan kalau dia mengingatnya berarti dia tidak tulus. Nah, bagaimana menghadapi mereka yang seperti ini, dia bertanya. Bagaimana supaya orang lain tahu kita tulus dalam berbuat baik?
Lidah Orang Bijak
A itu baik banget orangnya, tapi kalau sedang emosi? Bah! Kebun binatang keluar semua. Padahal aslinya baik lo orangnya. Si B ini mulutnya saja yang amit-amit, tapi aslinya baik lo… Pernahkah mendengar demikian? Atau jangan-jangan kita sendiri pernah mengucapkannya.
Manajemen Waktu
“Kenapa ya waktu berjalan lambat banget??”
“Ya ampun, gak terasa dah jam segini, waktu cepat banget berlalu!”
“Sepertinya aku gak punya waktu buat mengerjakan ini semua, aaarrggghhhhh...!!!”
“Kenapa sih sehari cuma 24 jam?” *konyol*
“Aku terlalu sibuk nih…”
“Aku akan melakukannya kalau punya waktu…”
Pernah berpikiran seperti itu?
Mendengarkan Firman Tuhan
Perintah Tuhan kepada Saul melalui Samuel sangatlah jelas, Tuhan tidak berbicara melalui perumpamaan, tafsiran, mimpi, atau bahasa isyarat (apalagi bahasa kalbu). Kurang apalagi? Tapi kenyataannya, Saul tidak taat pada perintah Tuhan. Tuhan marah lalu mengutus Samuel menegur Saul.
Hidup dalam Anugerah dan Kekudusan
Saat membicarakan anugerah, orang Kristen umumnya akan mengingat anugerah terbesar yang telah mereka terima di dalam hidupnya. Anugerah apakah itu? Ya, benar. Anugerah keselamatan. Penebusan Kristus adalah anugerah terbesar dalam hidup orang percaya karena sebenarnya kita tidak layak menerimanya, dosa dan pelanggaran kita terlalu besar. Hanya melalui penebusan Kristus kita layak diselamatkan. Krsistus telah mati supaya kita hidup bagi Dia. Bagaimana seharusnya kita hidup setelah menerima anugerah keselamatan dari-Nya?
What Would Jesus Do?
Slogan WWJD mungkin tidak terlalu sering terdengar sekarang seperti pada tahun 2000 awal. Kepanjangan dari WWJD adalah ‘What Would Jesus Do?’, sebuah pertanyaan singkat yang sebaiknya ditanyakan pada diri sendiri sebelum mengambil keputusan atau tindakan apa yang akan dilakukan. Sebuah pertanyaan yang seharusnya membuat kita berpikir antara melakukan sesuatu atau tidak, seperti apa yang akan Yesus lakukan jika dia berada di posisi kita. Jika kita tidak melakukan seperti yang akan Dia lakukan, jangan-jangan kita tidak mengenal Yesus dengan baik sehingga tidak meneladani Yesus dalam kehidupan kita. Well, pada akhirnya memang kita harus mengenal Dia secara pribadi untuk bisa melakukan seperti yang Yesus lakukan.
Belajar dari Silsilah Kristus
Saat kita membaca silsilah Yesus Kristus pada kedua bacaan tersebut, kita bisa melihat deretan nama. Beberapa di antaranya adalah nama-nama yang banyak dikenal orang, beberapa lainnya tidak banyak dikenal dan dibahas, bahkan ada nama-nama yang baru saja kita dengar. Kenapa ya, nama-nama itu disebutkan di dalam Alkitab? Seberapa pentingkah nama-nama tersebut? Awalnya sewaktu kita membaca deretan nama-nama ini, kita tidak mengerti mengapa nama-nama ini disebutkan dan tidak menyadari bahwa ada dua fakta menarik ketika kita mencermati deretan nama-nama ini.
Penjala Ikan Menjadi Penjala Manusia
Dengan mudahnya, para (calon) murid Yesus meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti Yesus. ASLI, begitu mudahnya, seperti gak berpikir. Kira-kira seperti ini kejadiannya:
Yesus : Aku akan membuatmu menjadi penjala manusia. Yuk, ikut Aku!
Para (calon) murid : Ayooo! (meninggalkan jalanya dan langsung pergi mengikut Yesus).
Mengampuni Karena Diampuni
Bertahun-tahun yang lalu, aku sangat membenci seseorang. Sulit rasanya mengampuni apa yang dia lakukan. Aku tahu aku akan lebih tenang kalau mengampuni, tapi rasanya gak sanggup. Tuhan ingatkan, “AKU sudah mengampuni kamu, Meg, perbuatlah yang sama baginya.” Tapi aku berdalih, “TUHAN, aku gak mau dia merasa menang setelah apa yang diperbuatnya padaku.” Sampai akhirnya seseorang menegurku, “Meg, ini bukan masalah menang atau kalah. Kamu mau taat ato gak sih? Katanya mau taat…”
Wanita yang Mengurapi Yesus
“Ngapain sih dia beli barang seperti itu? Mendingan dia beli merek ini…”
“Kenapa sih dia melakukan perbuatan sebodoh itu? Harusnya begini…”
“Buat apa sih jalan-jalan melulu? Kan lebih baik uangnya ditabung.”
"Untuk apa pemborosan ini? Kalau minyak itu dijual kan bisa diberikan kepada orang miskin.”
Terdengar familiar?
Untukmu yang Sedang Kuatir
Sedang kuatir? Yuk, baca Matius 6:25-34. Perikop berjudul Hal Kekuatiran tidak hanyak berisi kalimat-kalimat puitis, namun juga penuh makna. Membaca perikop itu berkali-kali akan mengajar dan menguatkan kita di saat kekuatiran menyerang.
Mengasihi Tuhan Melalui Hartaku
Sebagai istri, aku otomatis menjadi menteri keuangan (uhuk… uhuk… maksudku, bertanggung jawab mengatur penggunaan uang) keluarga. Ehem. Tapi melalui “amanat” ini, aku menyadari bahwa aku dan suamiku hanyalah pengelola dari apa yang Tuhan percayakan kepada keluarga kami. Yaps, termasuk dalam hal keuangan. Kesadaran ini mengubah caraku mengelola harta yang kami miliki. Ada tiga hal yang menyadarkanku mengenai hal itu…
Safira: Pengaruh Seorang Istri
Kisah Safira bisa kita baca di Kisah Para Rasul 5:1-11. Ada tiga ayat yang menjadi perhatian kita kali ini.
Memberi dari Kekurangan Tanpa Takut Kekurangan
Kali ini, kita akan belajar dari seorang perempuan anonim—tidak diketahui siapa namanya—yang ada di Perjanjian Baru.
Rahel: Seorang Isteri yang Bergumul Seumur Hidupnya
Kisah cinta Rahel dan Yakub tergolong romantis di zamannya. Bayangkan saja, untuk mendapatkan Rahel sebagai isterinya, Yakub harus bekerja untuk mertuanya selama 14 tahun. Saat membaca lagi kisah Rahel dan Yakub setelah menikah, bisa dilihat kalau kehidupan pernikahan Rahel memang tidak mudah. Rahel harus menunggu tujuh tahun untuk menikah dengan pujaan hatinya. Setelah itu, ia harus melihat suaminya bekerja tujuh tahun lagi untuk ayahnya. Ia harus bergumul dalam posisinya sebagai istri kedua yang berbagi cinta suaminya dengan kakaknya sendiri. Eh, masih ditambah dia tidak kunjung dikaruniai keturunan. Ini bukan hal yang mudah bagi wanita manapun.
Sifra dan Pua: Bidan-Bidan yang Takut akan Tuhan
Kidung Agung adalah salah satu kitab yang misterius dalam Alkitab. Apa sebenarnya yang dibicarakan dalam kitab itu? Kita mungkin membacanya dengan rasa malu karena penggambaran tubuh wanita yang terasa terlalu eksplisit untuk dimuat dalam Kitab Suci, atau kita bingung karena merasa kitab ini out of place dan sama sekali tidak membicarakan Tuhan. Dia berbeda dengan kitab-kitab lain seperti Roma atau Ulangan yang secara gamblang membicarakan hubungan Allah dengan manusia. Dia juga tidak menceritakan sejarah seperti Injil atau Kejadian. Yang dibicarakan dalam kitab ini adalah sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara—kenapa kitab seperti ini ada dalam Alkitab??
Pelayan Istri Naaman: Seorang Anak Perempuan yang Menjadi Berkat
Saat ini kita akan mengenal lebih dekat seorang anak perempuan yang hidupnya menjadi berkat bagi seseorang dari bangsa lain. Tidak disebutkan siapa nama anak perempuan yang menjadi pelayan istri Naaman ini di Alkitab. Umurnya pun tidak disebutkan dengan jelas. Alkitab hanya menyebutnya sebagai “anak perempuan”, jadi kemungkinan dia berusia muda, mungkin dibawah 20 tahun.
Lidia: Pebisnis Wanita yang Menyerahkan Hidupnya bagi Kristus
Kali ini kita akan mengenal lebih dekat seorang businesswoman yang terkenal di zamannya. Dialah Lidia, seorang penjual kain ungu dari Tiatira. Tidak dicantumkan di Alkitab apakah dia menikah atau tidak. Kita tidak tahu seberapa besar kota Tiatira namun nama Lidia sangat terkenal—hingga keterangan itu yang disematkan oleh penulis Kisah Para Rasul (selengkapnya bisa dibaca di Kisah Para Rasul 16:1-40).
Hagar: Wanita yang Didengar Allah
Hagar adalah seorang wanita Mesir yang menjadi budak bagi Abraham dan Sara ketika mereka meninggalkan negeri itu. Meninggalkan tanah kelahiran bukan hal yang mudah bagi seorang wanita, apalagi untuk menjadi budak bagi orang dari bangsa lain. Hagar tentunya bukan budak biasa karena Sara kemudian memberikannya kepada Abraham, menjadi istri Abraham dan melahirkan anak baginya. Sebagai budak, Hagar tidak dapat menolak. Hagar sendirian, tidak punya hak, tidak dapat melawan, tidak berdaya, dan tidak memiliki siapa-siapa untuk membelanya.
Lea: Perempuan yang Tidak Dicintai Suaminya
Alkitab dengan gamblang menjelaskan bahwa ide menjadikan Lea sebagai istri Yakub tanpa sepengetahuan Yakub adalah ide Laban. Gak terbayangkanlah ya bagi kita di zaman sekarang pernikahan seperti ini. Amit-amit dah, ini Laban orang tua macam apa sih, kok teganya melakukan ini pada anak-anaknya. Mosok sih dia tidak memikirkan perasaan anak-anaknya? Walaupun dikatakan tidak biasa dalam adat mereka untuk mengawinkan adik lebih dahulu, kenapa fakta itu tidak disampaikan ke Yakub sebelumnya? Ini sih memang niat menipu. Entah kenapa Lea juga menerima saja hal ini. Apakah dia dipaksa Laban, atau dia diam-diam juga mencintai Yakub sehingga mau saja melakukan ini, kita tidak tahu.