Tips Antimainstream Wajah Berseri-seri

by Prita Atria Karyadi

Hai, Pearlians! Pernahkah kalian membaca berita tentang banyaknya artis yang melakukan operasi plastik demi tampil cantik berseri? Saat ini, operasi plastik sudah bukan hal yang asing. Banyak wanita bahkan pria melakukan operasi plastik dengan berbagai tujuan. Istilah "operasi plastik" yang sering kita dengar adalah bagian dari ilmu kedokteran bedah. Kata "plastik" dalam operasi plastik berasal dari bahasa Yunani plastikos yang artinya membentuk. Jadi, plastik di sini tidak berarti bahwa operasi plastik menggunakan bahan dasar plastik ya, Pearlians!

Kini, operasi plastik sudah menjadi tren. Omong-omong, praktik ini sudah berkembang sejak beberapa abad yang lalu. Seorang dokter bedah plastik pertama di Amerika yaitu dr. John Peter Mettauer melakukan pembedahan pada langit-langit mulut sumbing (ini sumbernya). Kontribusinya memang cukup besar, tetapi yang dianggap sebagai Bapak Operasi Plastik Modern adalah Sir Harold Gillies. Beliau berhasil mengembangkan berbagai teknik lain dalam operasi plastik.

Berdasarkan tujuannya, ada dua jenis bedah plastik yaitu pembedahan untuk rekonstruksi dan pembedahan untuk estetik. Bedah rekonstruksi sangat bermanfaat bagi pasien yang mengalami kecelakaan, bahkan berkembang sangat pesat saat menangani pasien akibat perang. Bedah rekonstruksi juga sangat berguna untuk menolong orang-orang yang terlahir dengan cacat bawaan seperti bibir sumbing. Hal ini sangat membantu meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien. Sedangkan bedah estetik ditujukan bagi pasien normal dan sehat, namun merasa memiliki bagian tubuh yang kurang baik, misalnya hidung yang dianggap kurang mancung, tidak memiliki lipatan mata, payudara terlalu besar/kecil, pantat kurang berisi, dan sebagainya. Mereka berharap bisa mendapatkan bentuk tubuh yang mendekati sempurna dengan melakukan operasi plastik. Mereka ingin memperbaiki penampilan, menunjang karier, meningkatkan rasa percaya diri, dan mendapatkan penerimaan dari orang lain. Dalam hal ini, operasi plastik hanyalah upaya mereka untuk mengisi kekosongan emosional. Jadi apakah operasi plastik itu salah? Tergantung latar belakang dan motivasinya.

Faktor yang menjadi perhatianku saat ini adalah jika kita melakukan operasi plastik karena tidak puas dengan tubuh kita, pemberian Allah. Hmm, menurut Pearlians, apa sebenarnya motivasi terdalam yang mendorong orang melakukan operasi plastik saat tubuhnya normal dan baik-baik saja? Apakah karena terlalu fokus pada kekurangan diri dan tidak merasa cukup dengan apa yang dimiliki? Jika demikian, hati-hati (!!), karena alasan seperti ini justru membuat kita tidak bersyukur atas fisik yang telah diberikan Allah.

Kalau kita ingin terlihat cantik, benarkah operasi plastik adalah cara terbaik untuk mendapatkan kecantikan itu?

Oke, sebelum menjawabnya, kita perlu tahu definisi "kecantikan" terlebih dahulu. Ada orang yang mengatakan bahwa setiap wanita itu pasti cantik. Namun, apakah Pearlians juga melihat diri kalian sebagai wanita yang cantik? Kalau kita memandang kecantikan hanya secara fisik, mungkin tolok ukurnya adalah memiliki tubuh langsing dan tinggi, body gitar spanyol, kulit putih, hidung mancung, dan berbagai kriteria kecantikan yang berlaku umum. Banyaknya paparan kriteria demikian (seperti di iklan sabun mandi, skincare, pakaian wanita, dll.) tidak jarang banyak wanita putus asa dan merasa rendah diri. Bayangkan rasanya ketika kita gagal memenuhi tuntutan masyarakat, belum lagi kalau kita pernah di-bully karena penampilan yang cupu dan "aneh" di mata mereka. Jika tidak diwaspadai, perasaan minder itu bisa menyusup dalam diri kita sampai membuahkan pertanyaan, "Benarkah aku dikasihi Tuhan? Kalau iya, kenapa Dia tega menciptakanku seperti ini?"

Kabar baiknya, cantik itu bukan merujuk pada penampilan fisik saja, Pearlians! Dengan anugerah dan pertolongan Tuhan, kita bisa menumbuhkan kecantikan sejati seperti yang diungkap dalam 1 Petrus 3:3-6:

Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya, sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

Menjadi cantik itu bukan hanya tentang bagaimana rambut kita dicatok, atau wajah kita dirias, atau kutek kita yang berwarna-warni, juga bukan lipstick yang merona. Itu mah cantik yang udah biasa banget! Ada kecantikan yang tak akan pudar oleh usia dan tak lekang oleh waktu, yaitu keindahan yang sejati dalam "manusia batiniah" kita. Manusia batiniah ini perlu dilatih, diusahakan, dan terus-menerus dibangun hari demi hari. Tuhan mau kita sebagai perempuan memakai perhiasan yang tidak binasa, yang sangat berharga di mata Allah. Inilah standar kecantikan yang berbeda dengan kecantikan dunia. Lalu, bagaimana caranya memperoleh kecantikan sorgawi itu?

Pertama-tama, kita menerima roh yang lemah lembut dan tenteram yaitu pekerjaan Roh Kudus yang memampukan kita untuk hidup saleh, rendah hati, dan membawa damai. Jadi, syarat utama menerima kecantikan sorgawi adalah membuka hati menerima Kristus sehingga Roh Kudus dapat leluasa bekerja mempercantik manusia batiniah kita. Kata sifat "lembut" menggambarkan suatu sikap sederhana yang terungkap dalam kerendahan hati yang halus dan kepedulian terhadap orang lain (bd. Mat 5:5; Gal 5:23). Kata sifat "tenteram" menunjuk kepada suatu sikap yang tidak riuh dan tidak menimbulkan keributan. Dengan kata lain, Allah menyatakan bahwa kecantikan yang sejati adalah soal sifat dan bukan hiasan.

Pada ayat selanjutnya, dikatakan bahwa perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah. Menaruh pengharapan kepada Allah itu bermakna dalam, lho! Pengharapan kepada Allah akan menghasilkan tindakan, cara hidup, serta cara berpikir yang berasal dari Allah. Berharap kepada Allah berarti kita tidak mengandalkan kekuatan manusia, tidak fokus pada kelebihan diri sendiri tetapi menyadari kelemahan kita dan bersandar pada pertolongan Allah. Menaruh pengharapan kepada Allah, tidak mungkin membuat kita jadi orang yang tidak baik, malas melakukan tanggung jawab kita, dan tidak menghargai orang lain. Berharap kepada Allah akan mendorong kita untuk berjuang sekuat tenaga melakukan segala sesuatu yang menyenangkan hati Allah.

Selanjutnya disebutkan pula bahwa perempuan-perempuan kudus itu berdandan dengan cara tunduk kepada suaminya dan berbuat baik. Nah, saat Pearlians berjuang menjadi istri yang tunduk kepada suami, tidak semau-mau gue sendiri tetapi menghormati pimpinan suami, maka manusia batiniah kita akan dibangun semakin cantik. Manusia batiniah itu membuat wajah kita berseri-seri, lebih cemerlang dari skincare manapun! Bayangkan bila seorang istri tidak mau tunduk tapi terus menerus keluar tanduk! Secantik apapun fisiknya, perangai yang kasar dan tidak mau rendah hati akan menutupi bahkan menghilangkan kecantikan fisiknya!

Kecantikan itu terpancar dari hati yang rindu untuk selalu berbuat baik. Saat TUHAN menegor Kain yang sedang marah dan hendak membunuh adiknya, Ia berkata, “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” Perbuatan baik kita akan membuat wajah berseri-seri. Sebaliknya, hati yang penuh dengan niat jahat dan rencana dosa akan membuat wajah kita muram. Inilah resep sejati untuk menjadi wanita yang cantik, yaitu dengan berbuat baik!

Bila tujuan kita melakukan operasi plastik adalah untuk menjadi lebih cantik dan sempurna, ada cara lain yang lebih baik dan berkenan kepada Tuhan yaitu memiliki manusia batiniah yang berpengharapan penuh kepada Allah, tunduk kepada suami, dan jangan lupa menambahkan riasan wajah berseri-seri dengan berbuat baik.

Yuk, kita latih terus manusia batiniah bersama-sama, Pearlians!

Previous
Previous

Bersinar selama Masih Lajang, Apa Bisa?

Next
Next

Pernikahan Tanpa Anak