Menjadi Teladan Bagi Orang Percaya
by Meiliana Surjanto
Sebagai orang Kristen, sering kali kita terlalu menyibukkan diri dengan banyak hal tetapi melupakan hal esensial yang sesungguhnya di dalam hidup Kekristenan. Kita hadir di dalam kebaktian, berdoa meminta berkat dan memohon Tuhan menjaga dan menjauhkan kita dari marabahaya, memohon kesembuhan, dan banyak berkat lainnya. Hal ini tidak salah, tetapi ada hal yang jauh lebih penting dari sekedar mendapatkan semua itu, yaitu hidup mengenal dan bergaul dengan Allah itu sendiri. Agar bisa mengenal Allah, kita harus membaca dan merenungkan Firman-Nya dan berkomunikasi dengan-Nya melalui doa. Hidup bergaul dengan Allah berarti kita mencari kehendak dan pimpinan-Nya, menjalani hidup dengan bergumul bersama-Nya.
Sebagai orang Kristen, kita dituntut untuk hidup berbuah, hidup meneladani Kristus, dan menjadi saksi-Nya. Yohanes mencatat bahwa orang Kristen (apalagi orang percaya, yang bukan hanya Kristen KTP) yang hidupnya tidak berbuah akan “dipotong” dan akan terus dibersihkan supaya berbuah lebih banyak. Karena itulah, setiap orang Kristen harus hidup mengenal Allah dan hidup bergantung pada-Nya. Hidup dengan terus belajar Firman-Nya serta berakar kuat di dalam iman dan pengenalan akan Allah.
Hidup Kekristenan tidak bebas dari masalah. Melalui kesulitan dan pergumulan hidup, setiap orang percaya pasti akan mengalami ujian sehingga imannya bertumbuh, dan pertumbuhan itu memungkinkan untuk menghasilkan buah. Hidup berbuah menjadi saksi Kristus serta menjadi teladan bagi sesama orang percaya merupakan tanggung jawab setiap orang Kristen. Agar dapat menjadi teladan, kita harus mengerjakan anugerah keselamatan yang sudah kita peroleh sebagai bentuk respon syukur, yaitu melalui ketaatan menerapkan dan melakukan prinsip Firman di dalam keseharian hidup kita.
Pesan Rasul Paulus kepada Timotius di dalam 1 Timotius 4:12 merupakan juga pesan bagi setiap orang percaya—baik laki-laki atau perempuan, tua dan muda, kaya dan miskin—untuk menjadi teladan bagi orang percaya yang lain. Ayat ini menekankan lima hal yang dapat dijadikan teladan dalam hidup orang percaya: menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian. Setiap hal ini bukanlah sesuatu yang secara otomatis dapat kita lakukan dengan mudah, melainkan membutuhkan perjuangan dan pertolongan dari Roh Kudus. Mari kita melihatnya satu per satu.
1. Perkataan
Kehidupan dan perkataan orang percaya harus membawa orang lain kepada Kristus. Melalui perkataan dengan cakap, kita diberi tanggung jawab untuk mengajarkan pengajaran yang baik dan benar sesuai kebenaran Firman Tuhan, membangun, dan menguatkan sesama. Setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi Kristus melalui tutur kata dan perilaku hidup sehari-hari
2. Tingkah laku
Perbuatan menyatakan apa yang ada di dalam pikiran dan hati. Dengan menjadi teladan di dalam tingkah laku, berarti kita juga harus menjaga pikiran dan hati tetap bersih, sehingga perbuatan kita menyatakan kemuliaan Allah. Perbuatan seseorang dipengaruhi oleh pengajaran yang diterima. Ajaran yang baik dan benar membentuk pribadi yang baik, tetapi ajaran yang salah mempunyai peluang membentuk pribadi yang bermasalah
3. Kasih
Kekristenan identik dengan kasih, karena Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:8, 16). Setiap orang yang mengenal Allah dan sudah mengalami kasih Allah seharusnya dapat menyatakan kasih melalui hidupnya, walaupun pada kenyataannya hal ini tidak selalu mudah. Iya, karena setiap individu memiliki masa lalu dan kepribadian yang seringkali membuatnya harus berjuang untuk mengasihi sesama. Itulah sebabnya kita harus benar-benar mengizinkan kasih Allah melimpahi kehidupan kita secara pribadi, dan kita menyadarinya sehingga kita dimampukan-nya untuk meneruskan kasih-Nya
4. Kesetiaan
Setia berarti kita tetap melakukan berpegang teguh kepada janji Tuhan dan melakukan tepat seperti yang Tuhan perintahkan dengan ketaatan. Setia berarti hati kita tidak menjadi menyimpang dari yang seharusnya walaupun keadaan tidak mendukung. Tidak mudah untuk seseorang dapat terus menyatakan kesetiaannya kepada Tuhan dalam keadaan yang sulit, apalagi secara konsisten dalam kurun waktu yang panjang. Hanya dengan pertolongan dari Roh Kuduslah kita dapat tetap setia, karena Allah yang kita percaya dan sembah adalah Allah yang juga setia
5. Kesucian
Menjadi teladan di dalam kesucian berarti kita dapat menjaga dan menjauhkan hati dan perilaku kita dari dosa, yaitu dari hal yang tidak berkenan kepada Allah. Menjadi teladan dalam kesucian berarti menjalani hidup dengan cara yang berkenan kepada Allah, walaupun untuk itu ada resiko yang harus ditanggung dan ada yang harus dikorbankan
Tugas yang diberikan Paulus kepada Timotius juga merupakan tugas setiap kita. Tuhan Yesus sendiri sudah menjadi teladan yang sempurna saat berinkarnasi menjadi manusia. Paulus sendiri memperjuangkan hal tersebut sehingga ia sudah menjadi teladan bagi Timotius dan bagi setiap orang percaya sampai saat ini. Biarlah kita juga mau berjuang melakukannya bukan dengan keterpaksaan, melainkan dengan sukacita sebagai bentuk ibadah kita dan untuk memuliakan Allah. Seperti yang dikatakan dalam Westminster Shorter Catechism, kita diciptakan untuk memuliakan Allah, dan menikmati Dia selama-lamanya. Itulah tujuan hidup kita hingga Allah memanggil kita pulang kepada-Nya, dan memiliki relasi yang intim bersama-Nya di dalam kekekalan.