Blog Majalah Pearl
Sambil meminum secangkir teh,
selamat membaca artikel-artikel kami!
Fear Of Missing Out
“Apa ya Outfit of the Day buat bahan posting hari ini, besok, dan lusa? Kalo ngga posting teratur, bisa-bisa follower ngga nambah-nambah!”
“Drakor ini rame banget sih dibahas di IG! Waduh, harus nonton nih! Biar ga ketinggalan hype!”
“Beli rumah di daerah mana ya? Perumahan A lagi ada promo sampai akhir bulan, banyak temen kantor yang udah teken kontrak, tapi sebenernya Apartemen B lebih praktis soalnya dekat kantor.”
“Aduh! Ini tas limited edition! Beli ngga ya? Lagi trend banget, nih, soalnya!”
Ladies, adakah yang pernah menggumulkan hal-hal seperti kalimat-kalimat di atas?
How to be Holy, when We Feel We are Not
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kudus adalah “suci dan murni”. Kalau dibilang bahwa sebagai orang percaya kita adalah orang-orang kudus, maka itu berarti Tuhan memanggil kita untuk menjadi suci dan murni. Pertanyaannya, bagaimana kita dapat menjadi kudus?
Menjadi Kudus, Membayar Harga
“Lupa tadi, taro di mana yah itu barang? Padahal barang itu aku simpen ditempat yang aman, saking amannya aku lupa taro di mana. Huft.“
Nah, lo… Siapa yang pernah ngalamin ini? Saking mau memperkuat proteksi, barang tersebut dipisahkan dari barang yang lain, diletakan pada tempat paling aman, dan tersembunyi. Bila perlu, anti rayap, suhu kondusif, pencahayaan yang cukup, dan lain-lain. Namun, manusia ya ada aja lupanya, karena apa pun yang kita pisahkan dari kondisi pada umumnya, tetap ada risikonya: Bisa hilang, rusak, atau jadi sangat terawat karena mendapat tempat khusus yang dikondisikan perawatannya. Lalu, apa hubungannya dengan pembahasan kita di Pearl kali ini?
Mengenal Roh Kudus
Setelah Yesus Kristus lahir, disalibkan, bangkit dan naik ke surga, terjadilah peristiwa turunnya Roh Kudus. Peristiwa tersebut belum diartikulasikan dalam doktrin Tritunggal, sehingga banyak orang yang salah memahami konsep Tuhan dalam kekristenan. Syukur kepada Tuhan, Ia memilih orang-orang untuk menjelaskan hubungan antara Allah, Kristus dan Roh Kudus. Mereka bukan tiga melainkan satu. Bila ada orang-orang yang masih bingung, saya percaya hanya pewahyuan dari Tuhan yang memampukan seseorang untuk memahami konsep ketuhanan Tritunggal sepenuhnya.
A Woman after God’s Heart
“And the new Miss Universe is….. India.”
Seketika suasana dag-dig-dug di Universe Dome, Eilat, Israel, berubah menjadi perayaan besar. Sebuah mahkota yang sangat indah diberikan kepada Harnaaz Sandhu dari India yang dinobatkan sebagai Miss Universe 2021 pada bulan Desember lalu. Harnaaz Sandhu dan semua putri yang mengikuti ajang kecantikan tersebut pasti sudah diseleksi sesuai dengan kriteria dan standard yang ada, baik dalam hal fisik maupun intelektual. Standard tersebut membuat tidak semua wanita bisa menjadi putri di negaranya dan menjadi Miss Universe. Namun, ada satu standard yang bisa menjadikan kita semua, wanita Allah, “a woman after God’s heart”.
Sanctified For Living In The Truest Sanctuary
“Bagi saya, berada di rumah terasa seperti sedang diproses dalam ‘api penyucian’.” Kalimat tersebut diungkapkan oleh teman saya pada akhir 2020, ketika dia menceritakan pengalamannya selama di rumah—sejak pandemi Covid-19 mengharuskan kami untuk #belajardirumahaja/#belajardiasramaaja
Fight for Holiness
KUDUS. Apa yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata KUDUS? Hmm, satu kata yang membuat kita agak merinding ya. Rasanya kata KUDUS itu juga agak berat buat kita, iya kan? Pertanyaan berikutnya adalah, apakah kita bisa menjadi KUDUS?
Jadi Kudus itu (Nggak) Enak!
Kalau bicara tentang “hidup yang dikuduskan”, apa yang langsung terbayang di benakmu?
Harus hidup dengan pakaian serba tertutup dari atas sampai ke bawah?
Hanya mau mendengarkan dan menyanyikan lagu-lagu rohani?
Hanya mau bergaul dengan sesama orang Kristen?
Hanya memakan makanan yang “halal”?
Mungkin masih ada pikiran-pikiran lain yang bermunculan, sampai akhirnya ada satu pertanyaan yang—sebenarnya—ingin dihindari, tapi hati kita tidak bisa berbohong:
“Kok, rasanya jadi orang Kristen berat amat, ya?”
When Hope Came Down*
Hal-hal yang membuat kita bisa tidur nyenyak tidak hanya membutuhkan waktu untuk beristirahat, tetapi juga pengelolaan hati dan pikiran. Apa saja yang dibutuhkan untuk tidur? Selain suasana yang mendukung seperti suhu dingin, pencahayaan redup, selimut yang tebal (atau setidaknya nyaman untuk dipakai), kita juga membutuhkan suasana hati dan pikiran yang dilingkupi rasa aman, nyaman, dan pengharapan terhadap masa depan.
Ezer Kenegdo
“Penolong itu harus lebih kuat dari yang ditolong.”
“Jadi perempuan itu harus serba bisa.”
“Jadi wanita itu harus jago multitasking.”
Suara-suara serupa umum terdengar terkait peran perempuan. Tuntutan peran sebagai perempuan memang semakin kompleks. Seorang “wanita super”dijuluki oleh sahabat-sahabatnya dengan sebutan si Gatot Kaca “versi perempuan.” Alasannya?
Sin in Rewind
“Jangan kamu menjadi payah dalam hal pertobatan!”
Well, kalimat ini sangat keras. Di sisi lain, statement di atas terasa sangat mustahil. Iya, pastinya impossible jika kita tidak pernah berupaya putus hubungan dengan dosa. Setiap manusia dilahirkan dalam keberdosaan. Meskipun demikian, menjadi tetap berdosa dan kecenderungan mengulang dosa adalah sebuah pilihan dan keputusan.
When the Good Things Shattered
Hari itu, kami mengadakan aktivitas mewarnai dengan cat air. Saya siapkan cat air beraneka warna dalam wadah untuk cat air sehingga warna-warna cerah itu tidak tercampur. Karena ada urusan, saya tinggalkan balita saya dengan kertas gambar dan cat airnya. Saat saya kembali, saya menemukan semua cat itu sudah tercampur jadi satu dan kertas gambar yang ga keruan bentuknya. Sudah tidak terlihat lagi yang mana yang warna kuning, merah, biru, hijau, ungu, jingga, pink, cokelat, atau hitam. Semua terlihat sama, yaitu hitam.
Begitulah ketika dosa masuk ke dalam dunia…
Sempurna di Mata Allah
Kata “sempurna” memang makin menjadi suatu keniscayaan. Keindahan fisik dan hasrat untuk tampil sempurna merajalela. Bagaimana dengan Pearlians, apakah juga memiliki obsesi ingin tampil cantik sempurna? Semua wanita tentunya ingin terlihat cantik, dan ini sangat wajar. Yang menjadi pertanyaan adalah… dari mana munculnya hasrat akan keindahan itu?
A Fresh Start
Menuju di akhir tahun 2021 ini, kita sering kali dianjurkan untuk melihat ke belakang sejenak untuk mengevaluasi apa yang sudah atau belum kita lakukan. Bahasa kerennya adalah resolusi. Ketika melakukannya, kita dapat teringat pada—bukan hanya—hal-hal yang patut kita syukuri, tetapi juga hal-hal yang kita sesali. Ada suka, ada duka. Evaluasi seperti ini tentu saja baik. Hanya saja, kita perlu ingat bahwa seindah-indahnya masa lalu, semuanya telah berlalu. Demikian juga seburuk-buruknya masa lalu, semuanya juga telah berlalu. Janganlah tinggal di masa lalu, Pearlians. Tuhan kita adalah Tuhan yang selalu melakukan sesuatu yang baru. Kenyataan ini memampukan kita untuk memiliki pengharapan yang baru akan esok. Kegagalan di masa lalu dapat digantikan dengan kesempatan yang baru untuk melakukannya dengan lebih baik lagi. Our God is a God of second chance. Bukankah itu luar biasa?
Jaminan Keselamatan
“Menurut kamu, kenapa Mama bisa yakin bahwa saldo uang itu pasti bisa ditarik saat Mama butuh dan uangnya tidak akan hilang?”
Si bocah pun penasaran memikirkan jawabannya.
Pertanyaan ini memantik sang mama memikirkan lebih lanjut tentang rasa “percaya”.
Melihat Yesus
Beberapa tahun yang lalu, saya berkesempatan pergi ke Italia, dan kota pertama yang saya kunjungi adalah Milan. Sebelum pergi, saya sudah melakukan survei dan mencari informasi. Saya sudah lihat foto-fotonya, saya sudah cari tahu tentang sejarahnya, membuat rencana perjalanan, dsb. Tempat tujuan pertama saya adalah duomo (katedral) Milan yang lokasinya persis di atas stasiun bawah tanah.
Semua berjalan seperti biasa: saya pergi ke penginapan, menitipkan koper, lalu naik kereta bawah tanah menuju pusat kota. Setelah sampai di stasiun duomo, saya keluar dari stasiun kereta bawah tanah, dan saya keluar di… tengah lapangan yang luas (yang kemudian saya tahu namanya adalah Piazza del Duomo). Lo and behold, di depan mata saya, berdiri megah katedral Milan.
Kasih yang Nyata
Desember sudah tiba!! Siapa yang sudah tidak sabar menyambut Natal? Desember adalah bulan yang paling aku sukai karena kita merayakan Natal, hari yang mengingatkan betapa Tuhan mengasihi kita. Hehehe… Tapi kali ini kita belum membahas Natal, melainkan kita mau melihat dan mengerti lebih dalam bagaimana kepedulian kita terhadap lingkungan terutama sesama kita yang membutuhkan. Let’s see, ya!
Finding Balance in Turbulence
Tahun 2021 memasuki hari-hari terakhirnya. Tahun 2022 seolah sudah mengintip di ujung jalan. Nurani pun bertanya-tanya, “Hei, siapkah dikau memasuki pergantian tahun?” Bagaimana tidak? Pandemi belum usai. Varian baru masih diberitakan. Sebagian kegiatan masih dilakoni dengan prokes ketat dan terkendali. Pembelajaran dan kegiatan daring masih menjadi pilihan banyak orang. Masker dan hand sanitizer sudah menjadi gaya hidup sehari-hari. Rasa khawatir akan masa depan dibarengi rasa duka kehilangan orang-orang terkasih seolah terus membombardir pikiran kita. Sang waktu yang kejam terus berjalan tanpa menunggu kesiapan kita.
Tetap Berbuah
Kali ini, aku mau share tentang salah satu tujuan keberadaan kita di dunia ini, alasan Tuhan memilih kita untuk menjadi anak-anak-Nya: menjadi saluran berkat. Hmm, mungkin Pearlians udah sering, ya, dengar tentang itu, tapi mari kita bahas sedikit lebih dalam lagi.
Pengampunan yang Memerdekakan
Kata MENGAMPUNI tertulis sebanyak 143 kali di dalam Alkitab. MENGAMPUNI termasuk salah satu hal yang sering kita dengar dan kita sadari pentingnya dalam kehidupan kita. Namun, kita juga tahu bahwa hal tersebut sulit untuk dilakukan.