
Blog Majalah Pearl
Sambil meminum secangkir teh,
selamat membaca artikel-artikel kami!
Pemuridan Era Digital
Selamat Paskah dan selamat ulang tahun, Majalah Pearl! Yes, hari ini, 10 April, Pearl telah berusia 12 tahun! 😊 Nah, pernahkah Pearlians terpikir bahwa pelayanan yang dilakukan Majalah Pearl ini merupakan salah satu sarana untuk memuridkan para wanita Kristen untuk hidup di dalam kebenaran firman Tuhan?
Aging Gracefully: Menerima Usia Tua dengan Damai
Berdasarkan pengalaman pribadi, ada perasaan gamang saat memasuki usia pra senja. Saya takut menghadapi kehidupan yang semakin ‘tinggi’. Secara fisik, saya takut sakit. Bila fisik saya semakin renta, bagaimana saya menjalani hidup? Bukan hanya kelemahan fisik yang dirisaukan, namun juga ketidaksiapan finansial. Saat memasuki usia senja tanpa memiliki tabungan yang cukup untuk hari tua, hati jadi dipenuhi rasa khawatir. Saya gelisah memikirkan tentang pendidikan anak saya, biaya kesehatan serta tempat tinggal untuk menghabiskan usia senja. Kegelisahan-kegelisahan ini bila tidak ditangani dengan benar dapat berujung pada kondisi depresi atau stress. Pernahkah Pearlians mengalaminya?
Saat Teduh: Amunisi “Peperangan” Tiap Hari
Pernah enggak Pearlians merasa gelisah dengan rutinitas harian yang dijalani? Dari buka mata sampai tutup mata, pikiran terus berputar dengan berbagai kesibukan dan keperluan yang harus dikerjakan. Tidak jarang kita jadi sulit menikmati hari-hari bersama Tuhan. Masalahnya, pergumulan ini juga bisa berpengaruh pada salah satu disiplin rohani, yaitu saat teduh. Iya, mungkin kita sudah sering mendengar dan membaca bahwa saat teduh itu penting, tetapi sering kali rasanya sulitttt sekali untuk meluangkan waktu bersaat teduh bersama Tuhan secara optimal.
Nasihat yang Tidak Diminta
Acara pertemuan keluarga besar biasanya menjadi acara yang menyenangkan. Namun, mungkin ada juga yang malas bertemu keluarga besar gara-gara adanya beberapa kerabat yang “rese”. Yaa, orang-orang yang seakan tahu segalanya dan suka mengatur hidup orang lain itu. Mereka yang selalu menemukan cela dalam hidup kita dan merasa punya kuasa menentukan setiap keputusan yang harus diambil dalam hidup kita.
QUARTER-LIFE CRISIS? SIAPA TAKUT!
Ngomongin soal umur 25 tahun, pernah enggak Pearlians denger istilah quarter-life crisis? Singkatnya, quarter-life crisis ini adalah sebuah periode pada pertengahan usia 20 tahunan (bahkan rentang usianya dari 18-30 tahun) yang dipenuhi dengan ketidakpastian karena menyangkut kualitas dan tujuan hidup, sehingga menimbulkan kecemasan.
Sebelum Aku Menjadi Ibu, Aku Perlu Tahu bahwa…
“Sayang, aku hamil!” seru Nina seraya menunjukkan hasil test pack-nya pagi ini ke Bobi, suaminya, yang baru saja bangun tidur.
Mata sang suami yang tadinya masi setengah tertutup langsung terbuka lebar seiring dengan senyumnya yang merekah, kemudian keduanya berpelukan. Sejak hari itu, Nina mulai mempersiapkan diri. Dia makan dan minum yang lebih sehat serta rajin kontrol ke dokter kandungan. Selain itu, ia juga membaca buku atau unggahan medsos tentang bagaimana mendidik dan membesarkan seorang anak. Bobi tidak mau kalah. Kini dia makin semangat bekerja karena ia tahu bahwa biaya melahirkan dan kebutuhan bayi nanti tidaklah murah. Bobi yang dulu suka nongkrong di kafe bareng temannya kini tidaklah demikian, karena ia simpan uangnya untuk kebutuhan bayinya nanti.
Suamiku Jatuh Cinta Lagi!
“Aku mendatangi rumah teman kantorku sengaja untuk membuktikan kebenaran kasak kusuk yang kudengar. Tengah hari kulihat suamiku sedang berada di sana, berduaan bersama temanku itu dengan mesranya!”
Itu adalah sepenggal kisah dari seorang wanita yang saya kenal saat bercerita tentang ketidaksetiaan suaminya.
Ketika Suami Kurang Menjadi Pelaku Firman
Pearlians tentunya punya ekspektasi atau harapan ketika memasuki dunia pernikahan: Berharap memiliki rumah tangga yang langgeng dan diberkati Tuhan, bisa mesra dan rukun sampai tua, and the list goes on. Menua bersama, istilah gombalnya kalau di film-film. Apalagi jika kita berpikir sudah memilih pasangan yang seiman dan takut akan Allah, tentu ada sebuah standar keimanan yang berharap dimiliki oleh suami. Realitanya?
Ketika Saya Jatuh Cinta dengan Orang Lain
“Waktu aku perlu bantuan, bukan kamu yang ada, tapi dia. Ya gimana ga lama-lama aku juga jadi jatuh cinta sama dia?”
Masih ingat waktu itu saya berkata seperti ini ke pacar saya setelah membangun relasi selama 4 tahun…
Melatih Iman melalui “Diamnya” Tuhan
Ketika tim Majalah Pearl sedang mendiskusikan tema-tema artikel untuk tahun 2023 ini, aku memilih menulis topik “mengapa Tuhan seolah-olah diam dalam penderitaan?”. Mengapa? Karena aku memiliki pengalaman pribadi berkaitan dengan topik ini. Tentunya setiap orang pernah mengalaminya, bahkan sering meminta atau mengajukan permohonan kepada Tuhan. Mungkin kita juga pernah merasa bahwa Tuhan sedang mendiamkan kita, dan kali ini aku mau menceritakannya
Hidup Sehat dengan Benar
Kali ini, Pearl akan membahas tentang mitos dan fakta dari kesehatan wanita. Wah, mungkin ini pertama kalinya di Pearl ada pembahasan khusus mengenai hal ini, jadi simak sampai akhir, ya! Siapa tahu artikel ini menolong Pearlians untuk memulai hidup sehat dengan benar secara medis. Yuk kita simak bareng-bareng!
Dipanggil untuk Berespons, Bukan (hanya) Menonton
“Aku pengen ke gereja kenapa ga dibolehin, sih!?”
Pertanyaan itu pernah terbesit ketika saya masih berusia remaja (sedang aktif-aktifnya, Bun!) Setidaknya ada dua kali saya bertanya demikian yaitu saat ada family gathering di salah satu pantai di Semarang (kalau tidak salah) bersama rekan-rekan dosen Papa saya dan ketika liburan bersama keluarga besar di Magelang. Sebenarnya kedua tempat itu menyenangkan kalau saya menikmatinya. Namun, pertanyaan itu menggelisahkan saya karena liburan tersebut diadakan pada hari Minggu—yang berarti saya tidak bisa ke gereja. Padahal kedua orang tua saya adalah orang Kristen, tetapi (saat itu) saya berasumsi bahwa mereka tidak 100% mengasihi Tuhan karena tidak beribadah dan memilih berlibur. Sungguh idealis.
Sekalipun Pohon Ara Tidak Berbunga
Ketika pergantian tahun baru lalu, kita dihadang dengan berbagai berita buruk yang menghantui. Di antaranya ada ancaman perang berkelanjutan, krisis iklim, berbagai bencana alam, kabar akan badai resesi yang akan menghantam negara kita menjadi sumber ketakutan terbesar. Bagaimana cara kita untuk menyikapi hal-hal tersebut?
Langit yang Baru & Bumi yang Baru
Selama hidup di dunia ini, kita pasti memiliki fokus-fokus tertentu dalam hidup kita. Ada yang sedang fokus dalam studi. Ada yang sedang fokus pada karir. Ada pula yang fokus pada keluarga dan fokus-fokus yang lainnya. Kadang-kadang, saking fokusnya kita pada sesuatu yang sedang kita kerjakan saat ini, kita lupa untuk memikirkan sesuatu yang “pasti” di dunia ini. Apa, ya, sesuatu yang “pasti” itu?
Kesibukan Natal
Film Guardian of The Galaxy Holiday Special baru saja rilis di minggu terakhir bulan November 2022. Film anyar ini trending di salah satu situs streaming film keluarga. Betapa tidak? Nuansa libur Natal sudah merebak di seantero dunia. Film bertema Natal menjadi diminati. Film dimulai dengan niat baik Mantis untuk memberikan kado Natal bagi Peter Quill. Demi mendapatkan kado Natal terbaik, maka perjalanan antar planet pun ditempuh Mantis bersama Drax. Betapa kagetnya Mantis saat Quill bukannya senang dengan kado yang begitu sibuk disiapkannya, tetapi malah marah. Upaya Mantis yang sudah berjuang mencarikan kado menjadi sia-sia. Ternyata upaya sibuk nan lebay tak selalu berhasil menyenangkan hati orang. Hadiah Natal terbaik bagi Quill rupanya saat ia tahu sebuah rahasia, yaitu Mantis ternyata adalah adik kandungnya. Kebersamaan dengan keluarga di saat Natal begitu berarti bagi Quill.
Lalu, apa hubungannya dengan Natal kita yang ada di dunia nyata?
Ketika Tuhan Diam - Part 2
Minggu lalu, kita telah belajar bahwa Tuhan tetap setia meskipun kita tidak setia di dalam menantikan diri-Nya. Hari ini, kita akan melanjutkannya dengan belajar bahwa kita punya kecenderungan untuk hanya menantikan apa yang Tuhan janjikan, bukan pribadi-Nya sendiri. Walaupun demikian, masih ada harapan bagi kita untuk membenahi diri. Kalau minggu lalu kita belajar dari Abraham dan Sara, hari ini kita akan belajar dari Daud.
Ketika Tuhan Diam - Part 1
Tidak ada yang suka menunggu. Tidak ada yang suka penundaan. Namun baik menyukainya atau tidak, menunggu merupakan bagian dari kehidupan yang pasti kita alami. Seorang lajang menunggu pasangan hidup agar ia dapat menikah; pasangan suami-isteri menunggu untuk memperoleh anak; seorang ibu menunggu perkembangan janin sampai kelahiran anaknya selama sembilan bulan; seorang anak menunggu dan bersekolah selama 21 tahun sampai ia dianggap dewasa, dst. Bahkan di restoran pun kita perlu menunggu sampai pesanan kita siap disajikan, memanaskan makanan di rumah pun perlu periode waktu untuk menunggu. Kita semua senantiasa menunggu akan sesuatu atau seseorang di setiap musim kehidupan kita… dan sering kali kita merasa lelah menunggu…
Tuhan, Aku Mau Cerai!!!
Perceraian juga pernah terbersit dalam pikiran kami saat tahun-tahun pertama menjalani rumah tangga. Masa adaptasi sebagai pasangan suami istri baru, ditambah dengan peliknya aneka permasalahan rumah tangga terutama kondisi ekonomi yang ruwet, pernah membuat saya hampir menyerah. Kami jatuh bangun berjuang mempertahankan relasi kami dan terus berseru menghampiri tahta Allah, memohon belas kasihan-Nya.
Masturbasi Dalam Pernikahan
“Kalau gue udah merit tapi masih suka masturbasi itu normal ga sih?”
“Kalau pasangan lagi di luar kota terus gue memuaskan diri dengan masturbasi itu salah ga? Daripada gue selingkuh gitu loh, kan mending begini.”
Isu masturbasi ternyata tak hanya persoalan bagi kaum single. Masturbasi juga menjadi isu tersendiri di kalangan pasangan suami istri.
Masturbasi: Boleh atau Tidak Boleh?
Menjaga hati dengan segala kewaspadaan adalah cara proaktif untuk tidak jatuh dalam godaan seksual. Semua dimulai dari hati (pikiran, perasaan dan kehendak). Apa yang kita pikirkan akan mempengaruhi perasaan kita. Apa yang kita rasakan akan mempengaruhi kehendak kita. Apa yang kita tekadkan dengan kehendak kita akan muncul dalam bentuk tindakan.